Kutegaskan sekali lagi
Detik ini kuputuskan untuk mengaburkan namamu dari penglihatanku
Mengabaikan suaramu dari pendengaranku
Melewatkan lambaian tanganmu dari pandanganku kala pertemuan singkat sore tadi
Pasir putih yang kugenggam erat itu
Telah kau hamburkan hingga hilang tertelan hawa dingin yang merasukiku
Untaian janjimu bersamaan dengan secangkir teh madu senja itu mau tak mau harus kuurungkan tuk melekat erat
Pikirmu, kau masih saja leluasa karna aku bersedia menujumu
Memang benar adanya
Namun menujumu tak sebercanda itu
Ada kalanya berlarian itu membawa kelelahan
Bukan soal payah
Kau menuntunku untuk lelah lalu menyerah
Rana, tetaplah menjadi jingga pada cakrawala senjaku
Percayalah, ada yg lebih bisa membahagiakanmu lebih dari aku!!
Selalu saja kata-kata itu yang kau ulang hingga aku berpikir ulang untuk tak mengulang
Apa-apa tentangmu
Bantu aku tuk mengembalikannya menjadi debu
Jika jarak mampu menjauhkan, biarlah do'a yang mendekatkan
Karena do'a adalah cara termudah tanpa harus merubah
***
18/07/2018
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H