Oleh : Elvrida Lady Angel Purba
Masih mengenai malam itu, pegawai KPK satukan hati suarakan duka kepada publik.
Mereka kibarkan bendera kuning sembari satu per satu keluar dari gedung.
Orasi duka cita pun dikumandangkan di depan puluhan awak media yang telah siaga dengan kamera dan alat perekamnya.
Replika sebuah kuburan dipajang, Â itu menandakan di dalam situlah jiwa KPK berbaring lemas tidak berdaya.
Dahulu ada seorang penguasa menyatakan "kalian adalah harapan bangsa"
Kini itu hanyalah sebuah belaka Bung!
Mereka membuat sebuah undang-undang untuk membunuh kami
Karena bukti nyatanya yang disebut lembaga itu, hari ini sudah selesai dihabisi.
Mereka menyebut "Komisi Pemberantasan Korupsi"
Namun berahli fungsi menjadi "Komplotan Pembebasan Koruptor"
Mereka tak pernah kehabisan caraÂ
Mereka juga menguasai berbagai jurus yang mematikan
Undang-undang yang cacat prosedural
Dilakukan diam-diam tanpa melibatkan sang penyidik
Apalagi mendengarkan hal layak
Dengan gagahnya mereka menetapkan undang-undang tanpa pertimbangan
Menolak proses politik berkaitan dengan demokrasi
namun sesunguhnya hanya ingin melindungi oligarki
Yang anehnya mengapa sang penguasa menyetujui hal itu?
Yang paling bahayanya lagi, masyarakat tak percaya pemimpinnya lagi
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H