Oleh : Elvrida Lady Angel Purba
Sebuah penindasan sedang terjadi
Dimana darah telah menutupi aspal
Gas air mata yang ada dimana-mana
Kami muak dengan keserahanmu
Ku mohon, turunlah untuk melihat kami yang menderita!
Ketika emosi menguasai akal,
Hati, pikiran ikut tak punya daya
Tangan kaki ikut berbicara
Tentang sebuah emosi yang tak punya untung.
Banyak yang tak bersalah jadi saksi atas penguasaan emosi
Dengan seragam dan moncong senapan
Membuat senyum jadi seringai, Membuat tawa jadi histeri
Pada kota yang penuh debu batu
Infrastruktur dan lahan tambang semakin diperbanyak
Namun kami disini penuh dengan kesengsaraan
Rumah, lahan pencaharian kamiÂ
Akan di hancurkan
Padahal kami hidup bergantung dengan tanah itu
Bagaimana bisa tempat kami berteduh sejak adanya nenek moyangku akan di gusur?
Bagaimana bisa lahan matapencaharian kami dijadikan tambang?
Lantas bagaimana kehidupan kami?
Yang kau sebut aparat itu.
Mereka telah menyiksa dan menganiaya kami
Mereka tidak lagi bertugas melindungi masyarakat
Jusru mereka melakukan yang sebaliknya
Wahai pejabat yang terhormat
Dimanakah hati nurani?
Apakah ini yang dikatakan keadilan?
Lihat, binatang saja lebih berharga daripada masyarakatmu
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI