Mohon tunggu...
Elvrida Lady Angel Purba
Elvrida Lady Angel Purba Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mengalir dan Kritis
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

It won’t always be easy, but always try to do what’s right.

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Kurindu Senyuman di Pagi Hari

20 Maret 2021   08:26 Diperbarui: 20 Maret 2021   09:47 145
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Setelah mencari informasi di Internet, ternyata Covid-19 telah banyak memakan korban. Padahal dibeberapa kota, termasuk kotaku sendiri sedang menjalani Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) yang sebelum ini setauku namanya PSBB. "Wah ternyata sudah dua kali tapi kenapa yah masih tinggi aja yang kena Covid-19?" Tanyaku dalam hati. Tiba-tiba handphone (hp) ku berdering, Yuni meneleponku, Yuni menyampaikan belasungkawa atas meninggalnya Ayah. Aku tak kuasa menahan tangisku.

Aku langsung memberitahukan informasi ini setelah aku mendengarnya tadi pagi. Yuni pun menghiburku dengan kata-kata motivasi agar aku dapat bangkit dan tidak bersedih lagi. Rasa penasaranku yang sangat dalam akhirnya mendorongku untuk menanyakannya kepada Yuni. "Yun, kenapa Covid-19 semakin meningkat? Padahalkan sudah ada pembatasan kegiatan,". "Di Indonesia tuh banyak masyarakatnya yang terlalu bodoh amat, jadi gimana pun kebijakan pemerintah kalau masyarakat gitu. Yah sama aje," jawab Yuni.

"Lah, bener juga ya, kesadaran masyarakat sangat dibutuhkan. Ya bisa di bilang saling bekerjasama menangani Covid-19," jawabku. " Yaps bener banget Tir, so jelas masih banyak banget yang ga taat sama protokol kesehatan." kata Yuni. " Jadi gimana dong sama Ayahku? Ayahkan taat banget sama protokol jadi kok bisa kena?" Tanyaku kepada Yuni. "Iya Tir, aku tau kok Ayah kamu taat banget kok protokol kesehatan. Tapi untuk itu aku masih kurang tau, aku masih kurang ngerti. Coba kamu tanya sama Ibunya Cindy." Kata Yuni. "Okay deh makasih ya Yun" jawabku.

Setelah aku mematikan panggilannya, Aku pun langsung mencari lebih banyak lagi informasi tentang Covid-19 dari Internet. Hpku berdering lagi, ternyata Cindy menelepon. "Wah sangat kebetulan" kataku dalam hati. Cindy dan Ibunya mengucapkan belasungkawanya, namun aku berusaha untuk tegar. Walau aku menjawab dengan suara serek karena nangis yang tadi pagi.

Aku teringat dengan Covid-19, aku pun langsung menanyakan kepada Ibu Cindy. " Bu, Ayah saya terkena Covid-19. Namun saya masih bingung penyebabnya apa? Karena yang saya ketahui Ayah taat banget sama protokol kesehatan. Tapi kenapa Ayah masih bisa kena Covid-19?" tanyaku. "Sebenarnya protokol kesehatan itu tidaklah cukup Nak. Namun kita juga harus menjaga imun tubuh kita," Jawab Ibunya Cindy. "Imun tubuh Bu? Kira-kira apa aja yang termaksud menjaga imun tubuh Bu?" tanyaku kepada Ibunya Cindy.

"Menjaga imun tubuh adalah menjaga daya tahan tubuh kita. Seperti kita harus jaga pola makan, jangan begadang, memakan vitamin, vitamin bukan hanya dari obat tapi bisa dari jamu, dan buah-buahan, dan ingat jangan stress." Seketika aku ingat bahwa Ayah sedang stress kemarin karena masalah yang ada di perusahaannya. Aku pun menutup percakapan.

                                                                  ****

Sekarang aku sadar ternyata bukan hanya taat protokol kesehatan, ternyata kita juga harus menjaga imun kita dan kesehatan itu sangatlah penting.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun