Mohon tunggu...
Elviza Diana
Elviza Diana Mohon Tunggu... Freelancer - Penjelajah kata

Ibu,penulis,jurnalis,dan penjelajah

Selanjutnya

Tutup

Kurma Pilihan

Melihat Sistem Barter di Pasar Muara Kilis

13 Mei 2020   21:40 Diperbarui: 13 Mei 2020   21:48 361
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Buah Merpayang, salah satu alat barter yang digunakan Orang Rimba untuk berbelanja kebutuhan di pasar/ Elviza Diana

Saya bukanlah penggemar belanja dengan sistem online. Bagi saya membeli dengan bertatap muka dan budaya tawar menawar masih menarik untuk dipertahankan. Saya senang memperhatikan dan mengikuti kegiatan jual beli di pasar.

Pernah suatu kali saya pergi ke Pasar Muara Kilis Kecamatan Tengah Ilir Kabupaten Teboyang terletak di pinggir jalan koridor Taman Nasional Bukit Tigapuluh. Konon katanya di sana masih berlaku sistem barter bagi komunitas Orang Rimba yang bermukim di Desa Muara Kilis.

Orang Rimba di Desa Muara Kilis sudah semi nomaden. Menetap di desa,namun masih menjalani hidup dari hasil buruan dan hutan. Di desa ini, punya satu RT yang didiami seluruhnya komunitas Orang Rimba dan diketuai salah satu dari mereka. 

Pasar Muara Kilis,satu-satunya pasar terdekat tempat Orang Rimba berbelanja kebutuhan rumah tangga. Karena banyaknya komunitas Orang Rimba di Desa tersebut,maka sistem barter masih berlaku.

Orang Rimba biasanya membawa hasil hutan seperti daging rusa,jernang,damar,atau buah -buahan hutan seperti durian,merpayang,dulu,manggis,cempedak dan kemudian menukarnya dengan barang kebutuhan seperti beras,gula, rokok dan lainnya.

Uniknya tidak ada nilai baku dalam sistem barter ini,ketika kedua belah pihak sudah bersepakat melakukan tukar-menukar,maka barang keduanya dinilai setara.

Tetiba saya kangen mengenang belanja barter ala Muara Kilis ini. Saya tidak bisa membayangkan betapa sulitnya Orang Rimba jika belanja tidak lagi biasa dibarter,apalagi dengan online. 

Saya saja harus berhati-hati memilih belanjaan dengan sistem online. Pasalnya tidak semua barang yang ditampilkan di foto sama dengan ekspektasi yang kita bayangkan. Bahkan dengan foto yang sama, harga pun berbeda-beda.

Kita bisa tertipu jika hanya melihat postingan. Harus lebih teliti membaca postingan komentar pembeli lainnya juga ketika mau membeli karena postingan rekomendasi dari pembeli lain membuat kita yakin kualitas dari bahan,packing dan tingkat responsif penjual. Saya biasanya memilih komentar yang disertai foto real. 

Teknologi mempermudah banyak hal Kita dimanjakan hidup serba praktis karena adanya berbagai peralatan yang berteknologi canggih. Tapi kegiatan barter,tawar-menawar yang terjadi di pasar merupakan bagian interaksi sosial yang sayang jika tergerus.

Jika saya saja yang dibesarkan dan tinggal di kota. Namun masih belum lancar berbelanja secara online,bagaimana Orang Rimba yang masih mengandalkan sistem barter. Saya percaya tidak ada yang perlu dibandingkan antara sistem online atau offline di pasar tradisional dengan bertemu langsung  ataupun dengan sistem barter. Semuanya memiliki masing-masing kelebihan. Dan belanja ofline salah satu cara mempertahankan kemanusian dalam diri kita. 

Tapi masa pandemik ini membuat kita lebih aman jika berbelanja secara online. Karena meminimalisir kontak langsung, dianjurkan untuk mengurangi perpindahan Covid 19. Bagi yang mau berbelanja online untuk berbagai kebutuhan lebaran, terutama kado bagi yang membutuhkan disarankan lebih detail melihat produk. Jika barang berupa pakaian dan sepatu, pastikan juga ukurannya menggunakan meteran, agar tidak lebih besar ataupun kekecilan. Selamat berburu kado lebaran, saya masih penasaran bagaimana sekarang kondisi Pasar Muara Kilis di masa pandemik. Apakah masih ada terlihat rombong Orang Rimba berjejal menukar hasil hutan yang mereka peroleh?

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kurma Selengkapnya
Lihat Kurma Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun