Motor melaju, satu jam kami sampai di depan rumah kakak perempuan Jefri yang berdekatan dengan rumah neneknya. Jefri memarkirkan motor di sana. Sebuah bangunan bergaya eropa kuno terlihat tak terurus. Aku masuk penuh hati-hati mengikuti Jefri yang berjalan di depan.Â
Kami melewati teras menuju kebun belakang. Aku merasa sedikit perubahan aura. Aku sedikit sensitif dengan hal-hal yang berbau mistis seperti ini. Rumah nenek Jefri sudah dua tahun tak berpenghuni. Sejak neneknya meninggal, rumah ini dibiarkan kosong. Rumah ini memiliki halaman yang luas ada banyak pohon yang ditanam nenek ketika beliau masih hidup.Â
Rumah ini dibangun sejak tahun 1987,Kota  Jambi waktu itu masih dalam kondisi berhutan yaaak. Rumah ini dibangun dua, dan terpisah jauh dari rumah lainnya. Kata Jefri, ini di penghujung perkampungan dulunya. Dan aku baru pertama kali daijak Jefri ke sini.
"Cukuplah,tiga bulan lagi kito panen lagi,"kata Jefri.
Alpukat yang dipanen dimasukkan ke dalam karung.Sudah ada teman Jefri yang akan membeli, dia menjualya 25 ribu per kilo gram.
Jefri membawa aku terus masuk ke belakang rumah, kami mau membersihkan kebun. Sepanjang jalan ke belakang, kau melihat banyak pot kembang, kendi dan guci berukuran kecil.Â
Aku merasa aneh, kenapa banyak kendi berjejer. Tapi tak langsung bertanya pada Jefri.Â
"Kalau bikin konten horor, pasti seru di sini," ujarku pada Jefri setelah kami membersihkan semak di kebun belakang.
 "Wah biso tu dijamin langsung banyak yang muncul, "ujarnya datar.