Pangaribuan memberikan tanda pada sialang yang dia punya menggunakan goresan pisau yang bernama dia dan memasang seng di sekeliling pohon Sialang tersebut.Â
"Biar aman dari orang dan juga beruang, kami biasanya lomba cepat juga dengan Beruang panennya", katanya sambil tertawa.
Pangaribuan memiliki tiga orang anak yang satu bersekolah di Sumatera Utara, dia menghidupi mereka dari hasil panen madu dan kebun sawit yang dimilikinya.Â
Diana Mariana Panjaitan (33), istriya menggendong Bryan (1). Di rumah papan seukuran 4x6 ini mereka beraktivitas sehari-hari. Diana membantu proses penyaringan madu ketika hasil panen dibawa ke rumahnya.Â
Dia membersihkan ember berjaring-jaring dan sebuah ember besar untuk menampung madu. "tidak boleh diperas, madu dibiarkan menetes. Nanti rasanya berubah kalau diperas,lebih masam", katanya.
Diana mengaku terbantu dengan adanya panen madu yang didapat suaminya setahun terakhir. Dia mulai lancar mengirimkan uang sekolah anaknya di kampung halaman mereka. Baginya, agar nilai madu yang mereka jual berharga baik, maka kualitas dan kebersihan madu harus pula tetap terjaga.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H