Mohon tunggu...
Elviza Diana
Elviza Diana Mohon Tunggu... Freelancer - Penjelajah kata

Ibu,penulis,jurnalis,dan penjelajah

Selanjutnya

Tutup

Trip

Menjelajah Negeri Sejuta Kolong

31 Maret 2020   01:02 Diperbarui: 31 Maret 2020   01:29 155
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Pandemi segeralah berlalu, sudah sejak satu tahun yang lalu saya ingin menjelajah negeri yang dikenal dengan sebutan sejuta kolong. Mungkin agak terdengar asing. Pulau Bangka Belitung selain dikenal dengan negeri laskar pelangi, juga terdapat sejuta kolong yang terhampar luas di sudut-sudut pulau. 

Kolong merupakan bahasa lokal yang menyebut bekas galian lubang tambang timah yang tertinggal. Kolong ini merupakan saksi sejarah bagaimana kerukan itu dulu menjadi sumber penghidupan masyarakat Belitung. 

Perjalanan gegap gempita timah di  Belitung sudah sejak lama, bahkan berbagai sumber menyebutkan sejak abad ke-8, di kerajaan Sriwijaya dan berlanjut terus hingga sekarang. Meski sudah mulai redup dan meninggalkan kolong-kolong tersebut sebagai luka sekaligus pengingat. 

Meski alamnya telah rusak, karena masifnya eksplotasi timah di Bangka Belitung, namun kemudian menghadirkan danau-danau kaolin yang indah. Warnanya yang biru, menjadi daya tarik untuk tidak ketinggalan mengunjungi, sesampai di Bangka. Saya menjelajahi beberapa rekomendasi tempat menginap yang nyaman, bersih dan harga terjangkau. 

Bagi saya, sebagai seorang ibu dengan empat orang anak, pilihan penginapan menjadi sangat penting. Agar libur tak menjadi kacau gara-gara hotel yang tak ramah anak dan juga harga yang mahal. 

Pilihan saya jatuh pada Cordela Hotel Pangkal Pinang, yang beralamat di Jl. Hamidah No. 39, Batin Tikal Taman Sari Kota Pangkal Pinang dengan link http://omegahotelmanagement.com/cordelahotels/pangkalpinang/  

Selain menikmati birunya danau kaolin, destinasi yang ingin saya tuju adalah Museum Timah Indonesia. Di sini terpapar secara detail bagaimana sejarah pertimahan di Indonesia, jejak Bangsa Belanda yang tertinggal di pulau timah ini. 

Saya ingin memperlihatkan kepada anak-anak betapa kayanya Indonesia. Betapa banyak negeri lain yang ingin mengeruk sumber daya alamnya. Sejarah adalah catatan, jejak yang akan menjadi pijakan agar kita tidak lagi salah melangkah. 

Selain kaya akan sejarah, Bangka Belitung juga memiliki pantai yang indah. Ada beberapa rekomendasi pantai yang menarik, diantaranya Pantai Tikus, Pantai Parai Tenggiri, Pantai Matras, Pantai penyusuk, Pantai Dinding Batu Belinyu  dan masih banyak lagi terhampar pantai di kepulauan ini.

Satu pantai yang membuat saya sedikit penasaran adalah, Pantai Dinding Batu Beliyu. Beberapa dari teman saya pernah mengunjunginya, dan memposting beberapa foto yang menurut saya unik. Pantai itu terdapat batuan batu besar setinggi 15 meter yang berbentuk dinding. Sementara di sekitanya banyak tersebar batu lain yang lebih kecil. 

Sebuah tempat berswafoto yang saya idamkan. Akses menuju Pantai Dinding Batu Beliyu juga cukup dekat dari kota Pangkalpinang, sekitar kurang dari dua jam. Akses jalan  bisa ditempuh dengan kendaran mobil atau motor.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Trip Selengkapnya
Lihat Trip Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun