Sepeda motor melaju membawa seorang Ibu paruh baya
Meniti jalan yang sudah usang di telan zaman
Karena aku tahu bertahun-tahun tak ada yang baru.
Ibu paruh baya memegang erat pinggang abang pengemudi.
"Jangan ngebut ya Bang?"
Si Abang mengurangi kecepatan
Abang pengemudi motor bertanya
"Ibu mau ke mana?"
SI Ibu menangis mengeluarkan air mata
Menceritakan penderitaannya bertahun-tahun
Tak ada yang kirim doa kepadanya
Sekalipun anak atau suami.
Tak ada yang ingat akan kebaikannya
Mencari nafkah demi keluarga.
Sementara suami sudah tak bekerja karena di PHK
Anak semata wayang yang selalu di sayang
Lupa kasih sayang yang dulu terbentang.
Abang pengemudi motor bertanya
"Ibu mau ke mana?"
Aku mau kembali ke rumah tapi aku takut orang rumah tidak mau menerimaku
Karena aku sudah terlalu lama pergi meninggalkan semua
Si Ibu menyeka air mata
Mungkin memang sudah nasibku meninggalkan dan ditinggalkan
Karena aku bukan apa-apa bagi mereka
Tapi bagiku aku tetap Ibu untuk anakku dan istri untuk suamiku
Ibu paruh baya terus bercerita dengan suara parau
Menekan rasa sesak di dada
Abang pengemudi motor bertanya
"Apakah ini rumah Ibu?"
Si Ibu menganggukkan kepala
Berjalan menuju pemakaman.
Abang pengemudi ternganga
Pingsan seketika.
Aku terbangun dan terjaga di pusara bunda.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H