"Nana." Jawabnya singkat.
      "Anak kosan juga?"
      "Tidak, rumahku di kota ini juga di Jalan Gatot Subroto Gang Pahlawan." Jelasnya padaku. Aku menganggukkan kepala tanda memahami apa yang dibicarakan.
      "Nana, aku duduk di depan yah...?"
      "Iya, Wani. Aku di sini saja, aku lebih suka duduk di belakang." Kalimat pamungkas yang diungkapkan Nana padaku. Aku menganggukkan kepala sambil berlalu meninggalkan Nana dan mencari bangku depan pas posisi tengah.
      Aku memilih duduk di bangku paling depan persis berhadapan  dengan meja dosen. Beberapa alasan mengapa aku suka duduk di depan, pertama badanku kecil, aku tidak mau terhalang badan temanku ketika dosen menjelaskan. Kedua, ketika belajar aku tidak mau diganggu dengan teman yang mengajak cerita. Aku tidak ingin ada yang terlewatkan sedikitpun penjelasan dosen.
      Satu persatu mahasiswa berdatangan masuk ke ruang kelas. Kami saling berkenalan satu dengan yang lain. Ternyata, apa yang aku jalani di perkuliahan hari ini tidak seperti ketakutanku yang sudah kubangun dalam pikiran. Semua teman mahasiswa baik padaku. Mereka mau berkenalan denganku. Bila kulihat dari tampilan mereka, kehidupan teman-temanku tidak seglamor yang aku bayangkan. Penampilan mereka tidak jauh berbeda denganku. Begitu juga dengan teman mahasiswa yang laki-laki pun sangat sederhana.
      Kuliah di fakultas keguruan sangat berbeda dengan fakultas lainnya. Dosen mengatakan bahwa sebagai calon guru kami harus berpenampilan layaknya seorang guru. Tidak dibenarkan bagi mahasiswa perempuan memakai celana jeans ketika belajar di dalam kelas. Aku bersyukur karena pakaian kuliah yang sudah ada tidak menyalahi aturan, Kalau tidak pastilah bajuku kurang. Tidak mungkin juga aku memakai baju yang sama dalam dua hari seperti anak sekolah menengah atas.
      Hari pertama aku kuliah memberikan kesan yang positif bagi diriku. Tambahan lagi aku diamanahkan menjadi sekretaris kelas. Aku tak bisa menolak karena yang memilih adalah teman-teman bukan aku yang mau. Seperti setetes embun pagi memberikan aku harapan agar aku dapat menjadi orang yang bisa bertanggung jawab. Meskipun hanya setetes embun tetapi dapat menjadikan motivasi untuk aku lebih tertib dalam menjalankan aktivitas sebagai mahasiswa nantinya setelah tamat bisa menjadi seorang guru teladan bagi orang lain terkhusus bagi siswa. Senyumku mengembang dengan anggukan kepala mengiyakan apa yang sudah aku pikirkan. Perkuliahan  hari ini pun berlalu dengan suasana yang menyenangkan. Waktu bergulir sesuai dengan porosnya dan aku bergulir membangun asa.
                                                       Bersambung................
Â