Mohon tunggu...
Elvira suryani Heafiz
Elvira suryani Heafiz Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Saya hobi menulis dan membaca

Selanjutnya

Tutup

Analisis

Belerang : Dampak Bagi Penambang Belerang Kawah Gunung Ijen Banyuwangi, Jawa Timur

23 Desember 2024   09:32 Diperbarui: 23 Desember 2024   09:27 157
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber :  https://phinemo.com

Belerang (sulfur) merupakan unsur kimia dengan  simbol S dan nomor atom 16. Belerang adalah unsur non-logam yang cukup melimpah di alam. Dalam bentuk murni, belerang berbentuk padatan kristal berwarna kuning cerah. Belerang memiliki bau khas seperti telur busuk, terutama saat dipanaskan. Belerang dapat bereaksi dengan banyak unsur lain dan sangat reaktif. Belerang memiliki banyak kegunaan, seperti dalam pembuatan pupuk, obat-obatan, dan bahan kimia lainnya, ia juga memiliki potensi bahaya yang signifikan, terutama bagi kesehatan manusia dan lingkungan.

Kawah Ijen terletak di Gunung Ijen, sebuah gunung berapi aktif yang berada di perbatasan antara Kabupaten Banyuwangi di Jawa Timur dan Kabupaten Bondowoso di Jawa Timur, Indonesia. Kawah Ijen, sebuah kawah vulkanik aktif di Jawa Timur, memiliki karakteristik kimia yang unik dan ekstrem. Gunung ini merupakan bagian dari Taman Wisata Alam Kawah Ijen, yang terkenal dengan keindahan alamnya serta aktivitas penambangan belerang yang sangat berbahaya bagi pekerja tambang. Kawah Ijen merupakan sebuah danau kawah yang bersifat asam dan juga merupakan kawah vulkanik yang aktif, dengan danau kawah yang memiliki air berwarna hijau kebiruan yang sangat asam (pH sekitar 0,5–1), yang disebabkan oleh kandunga6n asam sulfat (H₂SO₄) yang sangat tinggi. Keasaman ini terjadi akibat reaksi sulfur dioksida (SO₂) dari aktivitas vulkanik dengan air, menghasilkan ion sulfat (SO₄²⁻) dalam jumlah besar. Air kawah juga mengandung logam berat seperti aluminium (Al), besi (Fe), dan magnesium (Mg), yang larut dalam lingkungan asam, menjadikannya sangat korosif. Selain itu, gas vulkanik yang dikeluarkan dari kawah, seperti sulfur dioksida (SO₂) dan hidrogen sulfida (H₂S), memainkan peran penting dalam pembentukan belerang padat. Gas H₂S memiliki bau khas seperti telur busuk dan sangat beracun, sementara pembakaran gas ini di permukaan menghasilkan fenomena "blue fire," nyala api biru yang hanya terlihat pada malam hari akibat reaksi oksidasi sulfur, dengan reaksi :

S + O2 → SO2 + Panas

Sumber :  https://phinemo.com
Sumber :  https://phinemo.com

Kawah ijen menjadi salah satu tempat penambangan belerang terbesar di Indonesia dan juga salah satu tempat eksploitasi sumber daya alam dengan risiko tinggi terhadap keselamatan dan kesehatan pekerja. Penambangan ini dilakukan secara tradisional tanpa bantuan teknologi modern. Para pekerja mengumpulkan belerang mentah yang terbentuk dari kondensasi gas vulkanik. Pekerja tambang mengumpulkan belerang yang mengendap dari gas vulkanik yang keluar dari kawah.

            Penambangan tambang belerang di Kawah Ijen ini berbahaya, baik dari sisi geologi maupun kesehatan. Gas-gas vulkanik seperti sulfur dioksida (SO₂) dan hidrogen sulfida (H₂S) yang keluar dari kawah berfungsi sebagai sumber utama belerang. Ketika gas-gas ini berinteraksi dengan udara yang mengandung oksigen dan uap air, terjadi reaksi kimia yang menghasilkan belerang (S) dalam bentuk padatan. Reaksi utama yang terjadi adalah:

2H₂S + SO₂ → 3S + 2H₂O

            Belerang yang dihasilkan dalam bentuk cair ini kemudian mengendap dan dapat diambil oleh para pekerja. Selain itu, di dalam kawah terdapat danau dengan pH sangat rendah (sekitar 0,5–1) yang mengandung asam sulfat (H₂SO₄), terbentuk dari reaksi lanjutan sulfur dioksida (SO₂) dengan air:

SO₂ + H₂O → H₂SO₃ → H₂SO₄

            Asam sulfat ini sangat korosif dan jika terkontak langsung dapat menyebabkan kerusakan serius pada manusia.

            Paparan terhadap gas berbahaya seperti sulfur dioksida (SO₂) dan hidrogen sulfida (H₂S) menyebabkan masalah kesehatan yang signifikan bagi para pekerja tambang. Sulfur dioksida (SO₂) yang terhirup dapat bereaksi dengan uap air di saluran pernapasan dan membentuk asam sulfit (H₂SO₃), yang bersifat iritatif dan dapat menyebabkan kerusakan pada jaringan paru-paru. Pada konsentrasi tinggi, hidrogen sulfida (H₂S) yang berbau busuk dapat menyebabkan keracunan akut, dengan gejala seperti pusing, mual, kesulitan bernapas, bahkan kehilangan kesadaran atau kematian jika terpapar dalam waktu lama. Pekerja tambang sering kali tidak memiliki alat pelindung diri yang memadai, sehingga risiko terkena penyakit pernapasan, seperti bronkitis atau pneumokoniosis, sangat tinggi.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Analisis Selengkapnya
Lihat Analisis Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun