Dengan merefleksikan keteladanan dan perjuangan Kartini kembali, kita dapat mengetahui dan menyadari urgensi untuk berpikir secara independen yang mengedepankan perspektif holistik, agar mampu bersikap lebih inklusif dan fasilitatif pada kelompok subaltern.Â
Dan yang terpenting adalah dampak yang diberikan bukan hanya bagi komunitasnya, tetapi bagi komunitas lain demi mewujudkan masyarakat yang lebih setara dan terintegrasi dalam kemajemukan.
Nilai-nilai keteladanan dari Kartini sebagai pahlawan merupakan bukti fisik dari keberhasilan resistensi perempuan yang harus direfleksikan dalam kehidupan generasi muda sekarang.Â
Tugas kita sebagai generasi muda bukan hanya menerima pendidikan dan doktrin-doktrin oksidental secara mentah-mentah, melainkan mempertanyakan kembali validitas dan kesesuaiannya pada kondisi dan kebutuhan masyarakat kita secara inklusif dan kritis.
Dengan begitu, perkembangan pendidikan maupun aspek lain di Indonesia diharapkan bisa terus melejit bersaing dengan negara-negara maju dengan tetap melestarikan budaya yang berkesusaian dengan norma masyarakat kita. Menjadi pribadi solutif, kritis dan mementingkan kesejahteraan bersama seperti Raden Ayu Kartini merupakan nilai positif yang patut kita contoh dan teladani.Â
Selamat Hari Kartini!
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H