Mohon tunggu...
elvira putri anjani
elvira putri anjani Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa Pendidikan Ekonomi Akuntansi

"Seorang penjelajah kata dan melodi dengan rasa ingin tahu yang tak terbatas. Ketika tidak tenggelam dalam buku atau bernyanyi, saya suka menggali lebih dalam tentang ekonomi dan akuntansi. Di sini, saya berbagi ide, inspirasi, dan sedikit sentuhan kreativitas untuk melihat dunia dari sudut pandang yang berbeda. Ayo, berbagi cerita dan wawasan bersama!"

Selanjutnya

Tutup

Money

Kebangkrutan SVB: Pembelajaran Penting dalam Keputusan Investasi Modal

6 Desember 2024   18:43 Diperbarui: 6 Desember 2024   19:17 35
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Kebangkrutan Silicon Valley Bank (SVB) pada Maret 2023 mengejutkan banyak kalangan di dunia keuangan dan teknologi. Bank yang sebelumnya dikenal sebagai mitra utama bagi perusahaan startup dan teknologi ini, tiba-tiba runtuh akibat keputusan investasi yang kurang tepat, kurangnya manajemen risiko, dan perubahan kondisi ekonomi global. Sebagai bagian dari studi dalam bidang ekonomi dan akuntansi manajerial, kasus ini menyediakan pelajaran berharga mengenai pentingnya pengambilan keputusan investasi modal yang bijaksana dan pengelolaan risiko keuangan.

Latar Belakang

Silicon Valley Bank (SVB) didirikan pada tahun 1983 dan menjadi salah satu bank terkemuka yang menyediakan layanan perbankan untuk perusahaan startup, modal ventura, dan perusahaan teknologi di Amerika Serikat. Kebangkrutan SVb diawali oleh krisis likuiditas yang disebabkan oleh keputusan investasinya dalam obligasi jangka panjang ketika suku bunga rendah. Menurut laporan dari The Wall Street Journal dan analisis oleh Bloomberg, SVB menginvestasikan sebagian besar simpanan nasabahnya dalam obligasi pemerintah dan surat utang lainnya pada periode 2020-2021, ketika kondisi ekonomi relatif stabil dan suku bunga rendah pada tahun 2022, kebijakan moneter yang diambil oleh Federal Reserve (The Fed) untuk menaikan suku bunga secara signifikan mengakibatkan penurunan nilai obligasi tersebut. Nilai pasar obligasi jangka panjang menurun karena investor mengalihkan investasi mereka ke instrumen dengan suku bunga yang lebih tinggi. Akibatnya, ketika nasabah SVB, terutama perusahaan teknologi dan startup, menarik dana mereka secara besar-besaran pada awal tahun 2023, SVB terpaksa menjual asetnya dengan kerugian besar untuk memenuhi permintaan tersebut.

Kaitan Kasus SVB dengan Keputusan Investasi Modal

Dalam konteks akuntansi manajerial, keputusan investasi modal adalah proses penting di mana perusahaan menentukan bagaimana mengalokasi sumber daya ke dalam proyek atau aset yang diharapkan dapat memberikan keuntungan maksimal dalam jangka panjang.Kasus kebangkrutan SVB mengungkapkan beberapa kelemahan mendasar dalam keputusan investasi modalnya, antara lain:

  • Ketergantungan pada Obligasi Jangka Panjang: SVB terlalu bergantung pada investasi dalam obligasi jangka panjang yang rentan terhadap perubahan suku bunga. Dalam akuntansi manajerial, ini menunjukan kurangnya evaluasi risiko yang tepat dan kurangnya penggunaan metode prediksi terhadap kondisi ekonomi masa depan.
  • Kurangnya Diversifikasi Portofolio: Salah satu prinsip utama dalam investasi adalah diversifikasi untuk mengurangi risiko. SVB gagal melakukan diversifikasi dengan baik. Dalam hal ini yang seharusnya mencakup instrumen keuangan yang lebih likiud dan tiak terlalu terpengaruh oleh fluktuasi pasar.
  • Manajemen Risiko yang Tidak Memadai: Manajemen risiko yang efektif adalah kunci dalam pengambilan keputusan investasi modal. SVB tidak memiliki strategi mitigasi risiko yang mampu melindungi bank dari kemungkinan perubahan di pasar keuangan.

Opini dan Analisis

Kebangkrutan Silicon Valley Bank memberikan pelajaran penting bagi seluruh insdustri keuangan dan masyarakat umum tentang pentingnya keputusan investasi yang cerdas dan berkelanjutan. Menurut pendapat saya, beberapa poin utama yang dapat dipelajari dari kasus ini adalah sebagai berikut:

  • Pentingnya Diversifikasi dalam Investasi: Diversifikasi adalah salah satu langkahpenting dalam pengambilan keputusan investasi untuk mengurangi risiko secara efektif. Jika SVB melakukan diversifikasi portofolio investasinya, bank mungkin bisa mengurangi dampak negatif dari kenaikan suku bunga.
  • Penerapan Manajemen Risiko yang Lebih Kuat: Akuntansi manajerial mengajarkan kita bahwa setiap keputusan investasi harus selalu mempertimbangkan skenario risiko terburuk. Bank dan institusi keuangan lainnya harus lebih proaktif dalam merancang strategi manajemen risiko yang adaptif terhadap perubahan kondisi ekonomi.
  • Kewaspadaan terhadap Kebijakan Moneter Global: Keputusan investasi modal harus selalu disesuaikan dengan kebijakan moneter global. Dalam kasus SVB, kenaikan suku bunga oleh The Fed berdampak langsung pada nilai portofolio obligasi bank, dan ini adalah contoh nyata bagaimana perubahan kebijakan global dapat mempengaruhi keputusan investasi lokal.

Kesimpulan

Kebangkrutan Silicon Valley Bank adalah pengingat yang kuat akan pentingnya pengelolaan risiko yang cermat dan keputusan investasi modal yang bijaksana dalam dunia keuangan. Sebagai mahasiswa atau praktisi di bidang akuntansi dan ekonomi, kita perlu memahami bahwa keberhasilan investasi tidak hanya bergantung pada potensi keuntungan, tetapi juga pada kemampuan kita dalam mengelola risiko dan menyesuaikan strategi dengan perubahan pasar. Perusahaan, bank, dan lembaga keuangan lainnya harus menjadikan kasus SVB sebagai pelajaran untuk selalu mempertimbangkan faktor risiko dengan hati-hati dan mengadopsi strategi diversifikasi yang baik dalam investasi. Dengan demikian, kita dapat mencegah terjadinya krisis serupa di masa depan dan membangun sistem keuangan yang lebih stabil dan berkelanjutan.

Elvira Putri Anjani, Mahasiswa Pendidikan Ekonomi Unnes

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun