Mohon tunggu...
Elvira NisaWidananti
Elvira NisaWidananti Mohon Tunggu... Mahasiswa -

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Mencerdaskan Bangsa dengan Pendidikan Nonformal

7 April 2019   17:21 Diperbarui: 7 April 2019   18:05 133
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Pembangunan pendidikan pada jalur pendidikan formal yang berjenjang mulai dari pendidikan dasar, pendidikan menengah hingga perguruan tinggi sudah dan sedang ditempuh dengan kualitas dan kuantitas yang semakin lama semakin meningkat.Sedangkan pembangunan pendidikan pada jalur pendidikan nonformal dengan karakteristik tidak harus berjenjang dan berkesinambungan, waktunya pun relatif singkat dengan penekanan pada aspek kebutuhan sasaran didik.Ragam pendidikan nonformal pun tidak jauh berbeda dengan ragam pendidikan formal. Pada kelompok pendidikan dasar ada program pendidikan kesetaraan Paket A dan Paket B. Pada pendidikan menengah ada program pendidikan kesetaraan Paket C. Di samping itu ada program kursus dan pelatihan.


Kehadiran pendidikan nonformal sudah lama terselenggara bahkan sebelum lahirnya penyelenggaraan program pendidikan formal. Secara nyata, kontribusinya besar dalam rangka mencerdaskan bangsa meski akhir-akhir ini dominasi pendidikan formal lebih kuat jika dibandingkan dengan pendidikan nonformal tidak berarti bahwa pendidikan nonformal akan tereliminir. Sepanjang manusia butuh peningkatan kualitasnya maka tetap dibutuhkan kehadiran pendidikan nonformal.Bukan tidak mungkin bahwa, masih banyaknya masyarakat baik tergolong masyarakat usia sekolah maupun masyarakat yang dikategorikan sudah usia dewasa belum tentu dapat menikmati pendidikan formal seluruhnya, sedangkan amanat konstitusi kita menyatakan bahwa pendidikan itu menjadi hak setiap warga negara. Artinya pemerintah khususnya selaku pengendali negara berkewajiban untuk menyediakan pendidikan tersebut untuk dapat diakses oleh mereka yang membutuhkannya. 

Termasuk menyediakan program  pendidikan nonformal.Penyelenggaraan program keaksaraan misalnya dengan tujuan memberikan wawasan pengetahuan membaca, menulis, berhitung dasar untuk masyarakat usia dewasa yang memang belum mempunyai kemampuan tersebut begitu juga ada program pendidikan nonformal berupa kursus dan pelatihan untuk melayani masyarakat usia sekolah maupun usia dewasa dalam rangka meningkatkan kompetensinya di bidang tertentu.Sebutlah ada program kursus bahasa inggris, kursus komputer. Dan program pendidikan nonformal lainnya yang disesuaikan dengan kebutuhan sasaran.


Tidak dapat dipungkiri bahwa kehadiran pendidikan nonformal dapat memberikan fungsi pelengkap, penambah, pengganti dan pilihan dari pendidikan formal. Jadi tidak ada alasan pendidikan nonformal untuk dikesampingkan, seiring dengan perkembangan teknologi informasi di abad sekarang ini, pendidikan nonformal lah yang dianggap dapat ikut menyesuaikan secara cepat dengan perkembangan tersebut dengan membuat program pendidikan yang bersifat inovatif, conten aktual dan waktu relatif singkat.


Hasil pendidikan nonformal yang lebih penting adalah benar-benar dirasakan oleh masyarakat yang telah mengikuti program pendidikan nonformal tersebut. Tidak formalitas sekedar lisensi ijasah akan tetapi riil kompetensi yang dikuasai yang dapat ditunjukkan dalam keseharian orang tersebut. Semakin sadar orang untuk memperoleh kompetensi riil daripada sekedar formalitas lisensi ijasah, maka dengan sendirinya semakin meningkat kebutuhan akan layanan pendidikan nonformal.


Menyikapi gejala ini, sudah tentu dibutuhkan pengelolaan pendidikan nonformal yang mampu membuat lisensi lulusan pendidikan nonformal untuk memperkuat keberhasilan konten kompetensi.
Benar bahwa lisensi lulusan pendidikan nonformal sudah tersedia, hanya kadang butuh waktu relatif lama untuk memperolehnya di samping masalah kredibilitas lembaga penyelenggara. Oleh karena itu, ketepatan dan kecepatan membuat lisensi dimaksud dan kredibilitas lembaga penyelenggara melalui akreditasi lembaga menjadi nilai plus.Eksistensi lembaga penyelenggara pendidikan nonformal sudah tentu menjadi faktor penentu keberhasilan layanan apa pun bentuk program pendidikan nonformal tersebut.Realitanya,  banyak lembaga pendidikan nonformal yang kredibel meski ada beberapa yang dipertanyakan status dan kedudukannya. 

Indikator yang mudah untuk dilihat adalah pada aspek ketersediaan standar isi berupa kurikulum, standar sarana dan prasarana dan standar pendidik dan tenaga kependidikan seperti ketersediaan instruktur/fasilitator/tutor sesuai dengan jenis program yang diselenggarakan.Keterkaitan kurikulum, ptk dan sarana dan prasarana sangat penting. Jika kurikulumnya jelas dan rasional memungkinkan pelaksanaan proses pembelajaran berjalan dengan lancar yang ditunjang oleh tenaga pendidik yang profesional berdasarkan kualifikasi pendidikannya. Dan sarana dan prasarana pun tersedia secara layak.

Masyarakat yang butuh layanan pendidikan nonformal sekarang ini sebenarnya gampang.  Mulai dari membaca informasi secara langsung lewat media offline maupun online, atau bertanya kepada orang yang mengetahui tentang lembaga penyelenggara pendidikan nonformal.Kalau ada lembaga penyelenggara membuka program pendidikan nonformal sesuai dengan apa yang dibutuhkan calon peserta didik, ya tinggal mendaftarkan diri dengan memperhatikan aturan yang diberlakukan oleh lembaga tersebut.Persoalan yang esensi, berupa pertanyaan 

apakah masyarakat memang membutuhkan layanan pendidikan nonformal melalui lembaga penyelenggara tersebut atau tidak ?

 Pertanyaan lain, apakah masyarakat memang percaya dengan kehadiran lembaga penyelenggara tersebut untuk mampu memfasilitasi kebutuhannya ?

 Hal ini berhubungan dengan pola pikir yang ada selama ini. Kalau pola pikir masih menganggap bahwa lisensi ijasah lebih penting daripada konten kompetensi, maka selama itu orang akan tetap lebih melirik pendidikan formal daripada pendidikan nonformal.

Jika masyarakat semakin melirik pendidikan nonformal karena menganggap akan mampu memberikan peningkatan kompetensi riilnya, maka itu berarti pendidikan nonformal berhasil menjadi pendidikan yang memberdayakan.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun