Mohon tunggu...
ELVIRA NANDA LUSIA UINJKT
ELVIRA NANDA LUSIA UINJKT Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa uin jakarta

Hobi suka mendengar sholawat, suka travelling, suka membaca cerpen

Selanjutnya

Tutup

Ruang Kelas

Meningkatkan Minat Membaca Dalam Dunia Pendidikan di Era Gen Z

8 Desember 2022   22:00 Diperbarui: 8 Desember 2022   22:03 343
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Meningkatkan Minat Membaca Dalam Dunia Pendidikan Di 

Era Geng Z

Oleh: Elvira Nanda Lusia

 

Abstrak: Literasi atau sama dengan membaca, mengalisis,menulis merupakan salah satu kunci untuk mencapai keberhasilan dalam dunia pendidikan. Namun pada kenyataannya minat baca masyarakat terutama siswa dan mahasiswa masih tergolong rendah. Meningkatkan minat baca bagi masyarakat terutama siswa dan mahasiswa tujuannya agar siswa dapat berfikir kritis. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui faktor penyebab kurangnya minat baca dalam dunia pendidikan di Indonesia dan tujuannya agar mengetahui apa yang harus ditingkatkan agar membaca bisa menjadi suatu hobi, juga untuk mengetahui dampak dari rendahnya minat baca di Indonesia.

Kata Kunci: minat baca, faktor, dampak.

indonesia relatif rendah dalam hal pendidikan dibandingkan dengan negara lain. Rendahnya tingkat pendidikan Indonesia dibandingkan dengan negara lain disebabkan oleh beberapa faktor. Salah satunya adalah kurangnya literasi atau minat pelajar dan mahasiswa khususnya dalam dunia pendidikan. Data sensus yang dihimpun Badan Pusat Statistik (BPS) tahun 2006 menunjukkan bahwa 85,5% penduduk Indonesia menonton televisi daripada mendengarkan radio ( 0,3%) dan surat kabar (23,5%). Selain itu, International Educational Achievement (IEA) melaporkan bahwa tingkat literasi siswa sekolah dasar Indonesia berada di peringkat ke-98 dari 39 negara yang disurvei, yang berarti Indonesia berada di urutan ke-38 dari 39 negara..

Salah satu permasalahan literasi sekolah yang sedang dihadapi dalam dunia pendidikan khususnya di sekolah yang ada di Indonesia adalah rendahnya tingkat kemampuan membaca siswa yang ada di sekolah. Seorang guru memiliki pengaruh yang besar di dalam sebuah proses pendidikan di sekolah. Adapun pengertian, faktor yang bersangkutan dengan meningkatkan minat minat membaca

Minat Membaca  

  • Minat merupakan kegiatan yang dilakukan seseorang secara terus menerus dalam belajar. Minat adalah kecenderungan tertentu untuk memperhatikan dan mengingat suatu kegiatan. Kegiatan yang dimaksud adalah kegiatan yang selalu diikuti dan melibatkan kesenangan menerima kepuasan. Kemauan dan kemampuan membaca seseorang sangat mempengaruhi kemampuan seseorang. Semakin banyak membaca, maka dapat dipastikan bahwa seseorang memiliki banyak pengetahuan yang membantu mereka melakukan banyak hal yang sebelumnya tidak mereka kuasai, sehingga orang yang banyak membaca memiliki kualitas lain selain ini. yang tidak tertarik membaca. Menurut statistik UNESCO, minat baca masyarakat Indonesia sangat memprihatinkan, yaitu hanya 0,001%. Artinya, hanya satu dari 1.000 orang Indonesia yang gemar membaca. . Dalam studi tahun 2016 oleh Central Connecticut State University, Indonesia, yang paling melek huruf di dunia, menduduki peringkat ke-60 dari 61 negara dengan literasi rendah. Tingkat melek huruf adalah yang pertama di Finlandia (hampir 100%). Data ini menunjukkan bahwa Indonesia masih tertinggal jauh dari Singapura dan Malaysia dalam hal literasi. Selain itu, data riset United Nations Development Programme (UNDP) menunjukkan bahwa indeks pembangunan manusia (IPM) pencapaian pendidikan Indonesia masih relatif rendah yaitu 1 ,6%. Jauh lebih rendah dari Malaysia yang memiliki persentase hingga 28%

Faktor Penyebab

Di Indonesia, faktor penyebab rendahnya kemampuan membaca dipengaruhi oleh masalah di lingkungan sekolah dan di lingkungan ekstrakurikuler. Keterbatasan sarana dan prasarana membaca, seperti ketersediaan perpustakaan dengan buku pelajaran yang banyak, menjadi salah satu penyebab rendahnya budaya literasi di Indonesia. Masih banyak sekolah di Indonesia yang mengandalkan buku teks untuk proses belajar mengajar di kelas. Padahal ketersediaan buku teks referensi tidak hanya menarik tetapi juga berkualitas tinggi, namun sangat memotivasi siswa untuk meningkatkan pengetahuannya. Selain itu, fasilitas perpustakaan masih kurang memadai karena pelayanannya kurang baik. 

Situasi belajar yang tidak mendorong siswa untuk mempelajari buku selain buku pelajaran menjadi salah satu penyebab menurunnya minat baca siswa. Jarangnya kegiatan diskusi atau presentasi suatu masalah yang dipecahkan bersama tentang materi yang didiskusikan dan pembelajaran yang berlangsung seringkali berpusat pada guru, dimana siswa tidak termotivasi untuk mencari informasi dari sumber lain. 

Kurangnya ruang peran siswa (di kalangan guru), yaitu masih ada beberapa guru yang tidak menjadikan membaca sebagai hal yang penting dalam pengajaran. Hal ini dapat dilihat dari cara guru dan staf menggunakan waktu libur sekolahnya. Banyak guru tidak menghabiskan waktu luangnya untuk membaca. 

Sebagian besar guru mengisi waktu luangnya dengan mengobrol, bercanda atau kegiatan lainnya. Selain masalah di lingkungan sekolah, ada pula masalah di luar lingkungan sekolah yang menjadi penyebab merosotnya masyarakat, khususnya kemampuan membaca siswa. Perkembangan teknologi informasi elektronik menyebabkan kurangnya minat membaca buku. Banyaknya program TV yang menyuguhkan berbagai tayangan menarik memang bisa menarik perhatian banyak orang. 

Namun, belum termasuk penyajian media cetak atau buku dalam skala besar yang semakin menarik. Selain itu, membaca membutuhkan lebih banyak konsentrasi dan keterampilan membaca dan menulis dibandingkan dengan televisi atau mendengarkan radio, yang membuat membaca menjadi sulit (lebih sulit). Munculnya teknologi modern dimana handphone menawarkan berbagai paket komunikasi yang murah juga menjadi salah satu penyebab rendahnya literasi karena masyarakat lebih banyak menghabiskan waktu untuk berbicara di handphone daripada membaca. 

Masih banyak keluarga yang belum mengenalkan kebiasaan membaca. Ketika Anda melatih anak gemar membaca, tentunya Anda harus memulainya dari lingkungan terdekat anak yaitu keluarga. Karena anak meniru perilaku anggota keluarganya, terutama orang tuanya. 

Namun yang terjadi saat ini, para orang tua terutama para ibu lebih memilih untuk menonton TV atau bermain handphone daripada mengajari anaknya membaca. Terjangkaunya daya beli masyarakat dalam hal buku juga menjadi salah satu faktor penyebab turunnya minat baca. Selain karena harga buku yang masih cukup mahal untuk kalangan menengah ke bawah, masyarakat tidak bisa langsung merasakan manfaat membaca. Saat ini orang tidak menganggap buku sebagai kebutuhan. Karena harga buku melebihi harga sembako, keuntungan membeli buku tidak sebanding dengan membeli sembako, sehingga buku masih menjadi barang mewah bagi sebagian besar masyarakat Indonesia.

            Dampak Kurangnya Minat Baca

Dampak yang terjadi apabila tidak memiliki minat dalam membaca yang bisa merugikan terutama bagi masyarakat yaitu :

  • Sering terjadi masalah dalam memahami, menguasai dan menggunakan iptek untuk menghasilkan produk yang berkualitas
  • Sedikit pemahaman dan sedikit pemikiran positif dari orang tersebut, sehingga orang tersebut mudah dipengaruhi oleh beberapa ajaran dan pemahaman negatif
  • Kurangnya minat membaca menyebabkan kreativitas seseorang tidak berkembang. Diketahui bahwa pola pikir kreatif terwujud ketika seseorang mengembangkan pola pikirnya dan mampu bereaksi dengan cepat terhadap lingkungan sekitarnya.
  • Tidak mengetahui informasi yang sebenarnya, membuat perbaikan diri menjadi sulit.
  • Keengganan untuk menambah pengetahuan dan meningkatkan kualitas pengetahuan itu sendiri menyebabkan ketidakpedulian. Hal ini menyebabkan seseorang menjadi menarik diri dan sibuk dengan dunianya sendiri dan mengabaikan lingkungannya
  • Tanpa pengetahuan yang luas, seseorang cenderung mengalami kesulitan dalam kehidupan sosial, karena tidak dapat berkomunikasi dengan baik, karena kontribusinya tidak sebesar lingkungan sekitarnya
  • Dampak buta aksara yang lebih besar pada generasi muda menyebabkan kerugian negara karena hilangnya sumber daya daripada kontribusi generasi muda terhadap pembangunan kualitatif bangsa. Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa minat baca masyarakat Indonesia sangat memprihatinkan, bahkan hasil survei menunjukkan bahwa 0,001% masyarakat Indonesia gemar membaca. Artinya, hanya satu dari 1.000 orang di Indonesia yang gemar membaca. Indonesia masih tertinggal jauh dari negara tetangga seperti Singapura dan Malaysia dalam hal literasi. Faktor penyebab kurangnya minat baca masyarakat Indonesia adalah karena faktor dunia pendidikan, seperti kurangnya peran aktif siswa dalam pembelajaran dan fokus hanya pada guru sebagai pembawa informasi. Sedikit fasilitas perpustakaan juga menjadi penyebab kurangnya minat baca siswa. Faktor lingkungan di luar pendidikan juga mempengaruhi membaca.

Tips dan cara untuk meningkatkan minat membaca

Tujuannya agar dapat mengetahui apa saja tips dan caranya agar para pembaca senang untuk membaca dan menemukan berbagai ide menarik secara kritis setelah apa yang telah mereka baca maka dibawah ini tips dan caranya sebagai berikut :

  • Menyediakan buku yang tepat untuk menjadi bahan referensi ataupun topik yang sesuai
  • Memanfaatkan para alumni yang telah bisa menerbitkan berbagai macam bukunya agar menjadi motivasi agar kita bisa juga menerbitkan buku-buku yang kita tulis sendiri dari apa yang telah kita analisis dari bacaan suatu buku
  • Membangun suasana agar menarik dan menyenangkan
  • Sharing-sharing dengan teman,guru, ataupun dengan orang banyak memiliki referensi buku-buku yang dibaca
  • Usahakan jangan makan atau melakukan gerakan tambahan ketika sedang fokus membaca
  • Meneumui topik yang tepat ingin dibaca
  • Santai, tetapi tetap fokus dan Kembali ketujuan awal untuk ap akita membaca
  • Dibuat semenarik mungkin agar saat membaca tidak mengantuk

Maka dari itu budayakan membaca agar kita dapat mendaptkan informasi agar menjadi bahan refensi untuk membuat suatu penelitian ataupun untuk pendidikan. Usaha tidak akan menghianati hasil, maka sama saja dengan membaca tidak akan sia-sia kalau kita sudah tau apa yang menjadi tujuan kita membaca berbagai macam buku-buku baik di internet ataupun diperspustakan

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ruang Kelas Selengkapnya
Lihat Ruang Kelas Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun