Mohon tunggu...
Elvira Anggraeni
Elvira Anggraeni Mohon Tunggu... Pelajar Sekolah - Mahasiswa

Membaca buku detektif

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Representasi Pentingnya Pendidikan yang Tepat pada Anak Penyandang Disabilitas dalam Novel "Totto-chan: gadis cilik di jendela"

6 Juni 2024   22:15 Diperbarui: 6 Juni 2024   23:17 241
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Dari kegigihan dan kesabaran kepala sekolah mendidik, Totto-Chan atau Tetsuko Kuroyanagi tumbuh menjadi aktris terkenal, penulis buku terlaris, dan menjadi salah satu tokoh televisi ikonik di Jepang. Ia juga menjadi Duta Persahabatan untuk UNICEF yang juga dikenal karena amalnya. Dalam catatan akhir bukunya, Totto-Chan mengungkapkan bahwa betapa ia sangat tertolong oleh cara kepala sekolah mengajar. Bahwa Seandainya ia tidak bersekolah di Tomoe dan tidak pernah bertemu Mr. Kobayashi, mungkin Totto-Chan akan selalu dicap sebagai "anak nakal", tumbuh tanpa rasa percaya diri, menderita kelainan jiwa, dan bingung.

Demikian cerita Totto-Chan bersekolah di Tomoe Gakuen. Memang tidak lama, karena sekolah menakjubkan ini hancur akibat terkena bom perang dunia kedua di Jepang pada tahun 1945. Namun, perlu diingat bahwa ini adalah kisah nyata penulis. Maka dari itu, semoga kisah ini dapat menjadi pelajaran bagi seluruh tenaga pendidik di Indonesia untuk bersikap adil kepada seluruh anak muridnya, baik penyandang disabilitas maupun bukan.

Apalagi sama seperti anak pada umumnya, anak penyandang disabilitas juga mengalami masa pertumbuhan. Mungkin bukan fisik seperti yang dialami Takahashi, melainkan bahasa, pikiran, dan emosi yang terjadi pada diri anak sejak lahir hingga dewasa. Pertumbuhan dan perkembangan anak juga sangat dipengaruhi oleh faktor genetik, faktor lingkungan, hingga berbagai kejadian yang terjadi saat anak bertumbuh. Oleh karena itu, pendidikan dan lingkungan anak penyandang disabilitas sangat penting untuk membentuk pribadinya di masa depan.

Sebagai mahasiswa yang terjun langsung pada isu disabilitas melalui organisasi kemasyarakatan, harapan penulis adalah; semoga semakin banyak sekolah dan masyarakat yang sadar akan hak penyandang disabilitas. Bahwa seperti manusia pada umumnya, mereka berhak untuk tidak dipandang sebelah mata, tidak dibeda-bedakan, dan tidak dianggap sebagai kelompok lemah. Mereka juga berhak mendapatkan apa yang tertulis dalam undang-undang nomor 19 tahun 2011, yakni;

Hak Kesetaraan dan Non-Diskriminasi

Hak Aksesibilitas

Hak untuk Hidup

Hak Peningkatan Kesadaran, dan

Hak Kebebasan dari Eksploitasi dan Kekerasan

Walau sudah berada di penghujung artikel, namun masih banyak cerita dan pembelajaran menarik yang dapat dipetik dari kisah Totto-Chan. Untuk pengalaman yang lebih menyenangkan, diharapkan pembaca artikel ini dapat membaca buku "Totto-Chan: gadis cilik jendela" dengan meminjamnya di perpustakaan terdekat. 

sumber:

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun