Mohon tunggu...
Elvira EkklesiaAprilita
Elvira EkklesiaAprilita Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Mahasiswa Keperawatan Universitas Airlangga

Selanjutnya

Tutup

Ruang Kelas

Pemanfaatan Limbah Menjadi Eco-Enzim, Sumbangsih Mahasiswa Unair bagi Desa Ganggantingan

23 Juli 2024   20:59 Diperbarui: 23 Juli 2024   21:26 64
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sosialisasi dan Demonstrasi Eco-enzim dalam Kegiatan Belajar Bersama Komunitas (BBK) 4 Universitas Airlangga bersama Ibu-ibu PKK Desa Ganggantingan/dokpri

Pada tanggal 22 Juli 2024, sembilan mahasiswa Universitas Airlangga (UNAIR) melaksanakan kegiatan Belajar Bersama Komunitas (BBK) 4 di Balai Desa Ganggantingan, Kecamatan Ngimbang, Kabupaten Lamongan. Acara ini bertajuk "Pemanfaatan Limbah Menjadi Eco-enzim: Sumbangsih Mahasiswa UNAIR bagi Desa Ganggantingan." Kegiatan ini dihadiri oleh sekretaris desa, ketua PKK (ibu kepala desa), bidan desa, dan 18 ibu-ibu anggota PKK Desa Ganggantingan.

Kegiatan dimulai dengan sambutan hangat dari ketua PKK yang menyampaikan apresiasinya terhadap mahasiswa UNAIR yang telah berdedikasi kepada Desa Ganggantingan sebagai lokasi kegiatan BBK 4. Ia berharap kegiatan ini dapat memberikan manfaat nyata bagi masyarakat, terutama dalam pengelolaan limbah organik. Sambutan dilanjutkan oleh bidan desa yang juga mengucapkan terima kasih dan menekankan pentingnya kolaborasi antara mahasiswa dan masyarakat dalam upaya menjaga lingkungan.Mahasiswa juga menjelaskan bahwa eco enzim, yang sering disebut juga sebagai Garbage Enzyme atau Green Enzyme, dapat dibuat dari limbah organik rumah tangga. 

Proses pembuatannya melibatkan pencampuran limbah organik dengan gula dan air leri (air cucian beras), yang kemudian dibiarkan berfermentasi selama beberapa bulan. Limbah organik yang digunakan dalam kegiatan ini adalah batang tembakau, kulit buah melon, dan kulit buah semangka. Ketiga bahan ini dipilih karena sering kali dianggap sebagai limbah yang tidak berguna di Desa Ganggantingan, padahal memiliki kandungan nutrisi yang dapat diurai menjadi enzim bermanfaat melalui proses fermentasi.

Berikut adalah langkah-langkah pembuatan eco enzim yang diajarkan dalam kegiatan ini:

  • Persiapan Bahan: Potong kecil-kecil limbah batang tembakau, kulit buah melon, dan kulit buah semangka untuk mempercepat proses fermentasi.
  • Pencampuran: Masukkan potongan limbah organik ke dalam wadah yang cukup besar. Tambahkan gula merah dan air leri (air cucian beras) sesuai perbandingan yang telah ditentukan. Perbandingan bahan yang digunakan adalah 3 bagian limbah organik, 1 bagian gula merah, dan 10 bagian air leri.
  • Fermentasi: Aduk campuran tersebut hingga gula larut. Tutup wadah rapat-rapat dan simpan di tempat yang sejuk dan tidak terkena sinar matahari langsung. Setiap minggu, buka tutup wadah untuk mengeluarkan gas yang terbentuk selama fermentasi. Proses ini membutuhkan waktu sekitar 3 bulan.
  • Penyaringan: Setelah 3 bulan, saring cairan hasil fermentasi untuk memisahkan eco enzim dari sisa padatan.
  • Penyimpanan: Simpan eco enzim dalam botol yang bersih dan tertutup rapat. Eco enzim siap digunakan untuk berbagai keperluan rumah tangga dan pertanian.

Mahasiswa juga memaparkan manfaat eco enzim yang dihasilkan dari limbah batang tembakau, kulit buah melon, dan kulit buah semangka dalam kehidupan sehari-hari:

  • Pembersih Alami: Eco enzim dapat digunakan sebagai pembersih lantai, dapur, kamar mandi, dan peralatan rumah tangga lainnya. Sifatnya yang ramah lingkungan membuatnya aman digunakan di rumah.
  • Pupuk Cair: Eco enzim kaya akan nutrisi yang dapat digunakan sebagai pupuk cair alami untuk tanaman, meningkatkan kesuburan tanah dan kesehatan tanaman.
  • Pengendali Hama: Cairan eco enzim dapat digunakan sebagai pengusir serangga alami, membantu mengurangi penggunaan pestisida kimia.
  • Deodoran: Eco enzim efektif menghilangkan bau tidak sedap, baik di lingkungan rumah maupun di tempat sampah.

Para peserta terlihat antusias dan aktif bertanya selama sesi berlangsung. Beberapa ibu-ibu anggota PKK mencoba mempraktikkan langsung pembuatan eco enzim dengan bimbingan mahasiswa. Mereka juga berdiskusi mengenai manfaat eco enzim dan bagaimana penerapannya dalam kehidupan sehari-hari di desa.

Dampak positif dari kegiatan ini tidak hanya dirasakan oleh peserta, tetapi juga memberikan kontribusi nyata terhadap lingkungan. Proses pembuatan eco enzim dari limbah organik seperti batang tembakau, kulit buah melon, dan kulit buah semangka membantu mengurangi volume limbah yang berakhir di tempat pembuangan akhir, mengurangi emisi gas rumah kaca dari pembusukan limbah organik, serta mengurangi kebutuhan akan bahan kimia berbahaya dalam produk pembersih dan pestisida.

Mengolah limbah organik menjadi eco enzim juga memiliki potensi ekonomi yang cukup besar. Dengan meningkatnya kesadaran masyarakat terhadap pentingnya produk ramah lingkungan, eco enzim dapat menjadi produk yang memiliki nilai jual tinggi. Masyarakat dapat memanfaatkan limbah rumah tangga untuk memproduksi eco enzim yang dapat dijual atau digunakan sendiri, sehingga mengurangi pengeluaran untuk produk pembersih dan pupuk. Selain itu, pembuatan eco enzim juga dapat menjadi sumber pendapatan bagi komunitas-komunitas lokal. Dengan memberikan pelatihan tentang cara membuat eco enzim, komunitas-komunitas dapat memproduksi dan menjual eco enzim secara mandiri, sehingga meningkatkan kesejahteraan ekonomi mereka.

Kegiatan BBK ini diakhiri dengan penyerahan simbolis eco enzim hasil fermentasi kepada sekretaris desa dan ketua PKK. Mereka menyampaikan terima kasih atas ilmu dan keterampilan yang telah diberikan oleh mahasiswa UNAIR. Harapannya, kegiatan seperti ini dapat terus berlanjut dan memberikan dampak positif bagi masyarakat Desa Ganggantingan.

Mahasiswa UNAIR telah menunjukkan bahwa dengan semangat dan pengetahuan yang dimiliki, mereka dapat memberikan kontribusi nyata bagi masyarakat dan lingkungan. Kegiatan BBK ini bukan hanya sebuah kewajiban akademik, tetapi juga wujud nyata kepedulian terhadap lingkungan dan kesejahteraan masyarakat. Dengan mengadopsi praktik pemanfaatan limbah organik menjadi eco enzim, kita dapat bersama-sama menjaga bumi kita dan menciptakan produk alami yang bermanfaat. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ruang Kelas Selengkapnya
Lihat Ruang Kelas Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun