Mohon tunggu...
Elvin Miradi
Elvin Miradi Mohon Tunggu... -

Seorang blogger, suami untuk seorang bidadari dan bapak untuk tiga laki-laki. Simak tulisan lainnya di www.ElvinMiradi.com

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Fakta Ilmiah di Balik Fenomena Ketindihan Saat Tidur

23 Januari 2012   03:31 Diperbarui: 25 Juni 2015   20:33 12104
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Pernahkah anda mengalami ketindihan (erep-erep) saat sedang tidur? Seketika tubuh anda tidak bisa digerakkan, kaki dan tangan tidak bisa diangkat, bahkan tidak ada suara yang keluar dari mulut anda walaupun anda berusaha berbicara atau berteriak? Itulah fenomena misterius yang akan kita bahas kali ini.

Dalam masyarakat kita, ketindihan ini sering dihubung-hubungkan dengan dunia gaib. Ketindihan ini dianggap sebagai kejadian dimana tubuh kita sedang ditindih mahluk halus sehingga kita tidak bisa bergerak. Sekilas memang hal ini masuk akal karena pada saat ketindihan tersebut berlangsung, kita memang benar-benar tidak bisa bergerak dan seakan-akan berada dalam dimensi lain dimana suara kita tidak bisa didengarkan orang lain yang ada di sekitar kita.

Tapi bagaimana fakta ilmiah terhadap fenomena ini?

Ternyata dalam dunia medis, fenomena ketindihan ini dikenal dengan istilah Sleep Paralysis. Suatu keadaan dimana seseorang mengalami kondisi tidak bisa menggerakkan tubuh dan anggota tubuhnya saat sedang tidur. Makanya dinamakan Sleep Paralysis (kelumpuhan saat tidur).

Secara medis, ketindihan ini bisa dijelaskan secara detail tanpa ada hubungannya dengan hal-hal mistis. Untuk mengetahui bagaimana terjadinya fenomena ini anda perlu mengetahui dulu tahapan-tahapan dalam proses tidur. Antara lain: tahap tidur ringan, tidur lebih dalam, tidur paling dalam dan terakhir tahap REM (Rapid Eye Movement).

Dalam keadaan normal, tidak akan ada masalah yang terjadi dalam tahap-tahap di atas. Tapi ketika tubuh terlalu lelah atau sebelumnya pernah dalam keadaan kurang tidur, maka tahap-tahap tidur ini akan menjadi kacau karena tubuh dan otak tidak bersamaan memasuki tahap yang sama.

Ketika anda terlalu lelah atau kurang tidur, otak anda akan sangat cepat memasuki tahap REM dimana biasanya kita bermimpi. Tapi tubuh kita masih berada dalam tahap tidur ringan atau tidur lebih dalam. Ketika kita terbangun dari tahap REM, otak masih berada dalam tahap yang berbeda dengan tubuh. Hasilnya adalah otak menjadi bingung karena tidak bisa mengendalikan tubuh yang juga sedang sibuk berada di tahap tidur yang lain.

Lalu bagaimana dengan fenomena ketindihan yang disertai dengan melihat penampakan?

Hal ini juga bisa dijelaskan secara medis. Ketika otak terbangun dari tahap REM, otak kita masih berhalusinasi akibat mimpi yang barusan dialami. Halusinasi itu bisa berupa melihat bayangan, melihat sesosok mahluk atau hal-hal lainnya. Jadi sekarang anda tidak perlu khawatir lagi, karena apapun yang anda lihat (bahkan yang anda dengar) ketika ketindihan hanyalah halusinasi dari otak anda sendiri.

Masalah ketindihan ini memang tidak perlu dikhawatirkan. Namun bila terjadi terlalu sering, maka anda perlu memperbaiki pola tidur anda. Hindari tidur pada saat badan sudah terlalu lelah. Beri otak dan tubuh anda waktu istrahat yang cukup minimal 6 jam dalam semalam.

Bila setelah menjaga pola tidur tapi masih mengalami ketindihan juga, anda perlu berkonsultasi ke dokter. Dikhawatirkan seringnya ketindihan yang anda alami adalah jenis Sleep Paralysis yang merupakan gejala awal narcolepsy (penyakit tidur mendadak tanpa didahului rasa ngantuk), tanda-tanda kecemasan, stress maupun depresi.

Simak fakta unik dan berita aneh lainnya hanya di www.UnikSemua.com.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun