Mohon tunggu...
Elvin Hendratha
Elvin Hendratha Mohon Tunggu... Perbankan -

setia hingga terakhir di dalam keyakinan

Selanjutnya

Tutup

Inovasi

Ucok Aka Harahap – Antara Rock, Wanita & Keruntuhan (resensi buku)

16 April 2013   19:00 Diperbarui: 2 Januari 2016   20:52 2617
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

AKA itu terbentuk karena obsesi dan pengorbanan materi Ucok, melalui kebesaran bisnis Apotik Kaliasin milik papi Ucok. Ismail Harahap. Sejak awal pendirian group mereka telah sepakat, bahwa Ucok adalah frontman group. Artinya anggota lainnya sangat paham, bila kelak Ucok menjadi lebih cepat dikenal. Syahdan recruitment anggota AKA lainnya dilakukan sendiri oleh Ucok. Sedangkan Arthur awalnya justru belajar guitar pada Ucok, seharusnya sangat tak mungkin bila sekedar iri popularitas ?! 

Itu jelas berbeda dengan yang diceritakan Ucok kepada penulis (Siti Nasiyah). Isyu itu, secara tersirat dibantah Ucok. Bubarnya AKA pada tahun 1974 karena ditinggal kabur olehnya, dan itu membuat AKA bubar dengan sendirinya (hal.82). Kaburnya Ucok dari AKA disebabkan kesibukannya memiliki mainan baru bernama Farida. Yasmine Juniarti Farida, Karateka sabuk hitam putri Brigjend Alex Ciptadi itu membuat Ucok mabuk kepayang lupa daratan (hal 121-123). Ditambah kesibukan pada proyek pribadinya, film dan album Duo Kribo bersama Ahmad Albar. 

Buku ini terdiri dari 318 halaman yang terdiri dari 101 bab, tetapi saya membaginya hanya beberapa bagian penting saja, yaitu : Masa Kecil, Perjalanan Ucok dan AKA, Ucok dan wanita, Ucok dan Anak. Dikemas dalam cerita yang didramatisasikan. Setiap chapter bab terlalu minimize, bahkan pada bab 09 hanya berisi 2 halaman saja.

Si penulis memakai gaya penceritaan, bertutur sebagai Tokoh yang diceritakan (Ucok), menggunakan kata ganti orang pertama tunggal. Beberapa kosa-kata suroboyoan, seperti :plek, misuhan, wani, gak iso-an, gak melok-melok wis, sengaja diangkat penulis untuk mencari suasana ringan cair, sekaligus mengajak imaji pembaca, bahwa yang bercerita langsung adalah Ucok Aka Harahap yang egaliter.

Sayang sekali buku ini miskin foto-foto ilustrasi. Padahal buku ini tidak hanya dibaca oleh generasi baby boomer, yang masa remajanya tidak mengidolakan sang tokoh. Sehingga pencintraan gambar sangat penting untuk meenggiring pembaca menuju penggambaran Sang Tokoh. Kegarangan Ucok belum bisa diwakilkan oleh foto sampul Ucok berambut rebonding emas yang sudah sabar itu. Foto-foto Ucok eksentrik saat manggung dengan rambut kribonya dahulu gampang kita didapatkan dari majalah lama seperti : Aktuil, Top, Vista dll, tetapi rupanya penulis tak ingin terjebak kesulitan pencarian atau royaltinya.

Salah satu kelemahan buku ini adalah setting waktu yang hanya mengandalkan ingatan lamat-lamat. Ingatan nara sumber tentang tanggal kejadian sangat terbatas. Dalam buku ini juga banyak ditemukan ketidak-konsistenan penyebutan nama tokoh-tokohnya. Perhatikan penyebutan nama anak-anak Ucok Aka Harahap yang dirapalkan secara inkonsisten. Setelah menyebut nama “Iskandar Muda Isvanda” lalu disebut dengan nama berbeda “Iskandar Muda”. “Mirza Moh Ismar” ditulis dengan nama berbeda “Mohammad Mirza”, “Sutan Mahyudin Novalia” ditulis “Sutan Mahamudin” dsb

Perjalanan Ucok sebagai Super Star tidak lepas dari wanita-wanita didekatnya. Terhitung lebih dari 8 (delapan) orang telah di-”nikahi” Ucok, mulai dari Putri Kebaya sampai Anak Jendral. Anehnya ada nama istri yang dilupakan, pada halaman 244 yang berbunyi demikian “Aku lupa. Setelah dengan nani, aku sempat memiliki anak perempuan bernama Intan Mutiara dari wanita bernama …. Dia ini, terus terang saja, hasil kenakalanku di masa lalu. Sejujurnya di masa mudaku, aku benar-benar nakal. Mungkin, karena dimanja dan jadi pujaan wanita, aku jadi tidak terkontrol. Popularitasku menjadikanku lupa daratan.” Apakah kalimat ini disengaja penulis untuk menggambarkan lemahnya ingatan Sang Tokoh, ataukah permintaan ybs. Tetapi mestinya ada fotenote namanya, hasil cross cek dengan Intan, salah satu nara sumber yang nyatanya dikenal penulis karena mengisi kolom “Kata Mereka” disamping Ahmad Albar, Ian Antono dsb (hal 302). Penulis berbelit.

Di tengah minimnya catatan napak tilas perjalanan musisi, buku ini menjadi sumbangan pencatatan artefak perjalanan musik di Indonesia. Tetapi sayang pembuatan buku ini sepertinya dilakukan secara terburu agar tak kehilangan momentum kepergian Sang Super Star, sehingga ceritapun hanya bersandar dari keterangan cerita Sang Tokoh/Ucok tanpa melakukan dilakukan survey, colect atau cross cek data yang mendalam. Penulis, Siti Nasyiah atau Ita adalah mantan wartawan jawa Pos yang pernah memperoleh didikan langsung dari Dahlan Iskan. Berbeda ketika menulis “Dahlan Juga Manusia”, Ita sering terlibat kontak secara langsung dengan Sang Nara Sumber. Sehingga Dahlan jauh lebih mudah dibandingkan Ucok. Karena bercerita tentang seorang tokoh musik rock, setidaknya penulis harus tahu betul dunia musik rock sang tokoh. Dan Ita tak cukup untuk itu. (written by elvin hendratha)  

1366112942376650362
1366112942376650362
1366113165383471254
1366113165383471254
1366113415804754336
1366113415804754336
13661135461102842564
13661135461102842564

Catatan kecil dari buku :

Ucok Aka Harahap - nama asli Andalas Datoe Oloan Harahap

Ucok anak dari pasangan Ismail Harahap (13.10.1918) dan Fransiena Frederika Mahieu (wanita perawat Palang Merah Internasional dari perancis - 02.04.1913). Punya saudara / adik : Noersyamsyiah, Raja Abdul Munthalib, Abdurrahman Kawin dengan Nuraeni Nanie Latjeno (kawin awal-66, orang Lawang), punya anak sbb : Anak-1 : Iskandar Muda Isvanda (1966) Anak-2 : Mirza Moh Ismar (1967) Anak-3 : Sutan Mahyudin novalia (1968) Anak-4 : Amelia Sila Rosa (1970) Kawin dng Yasmine Juniarti Farida, (Karateka sabuk hitam putri Brigjend Alex Ciptadi, Bintang Film) pnya anak sbb Anak-1 : Sutan Kharisma Harahap 22.07.1976 Anak-2 : Sutra Kharmelia Harahap 14.10.1977 Kawin dengan Liezty ( orang Jember, istri Adiknya Abdurahman / Manneke) , punya anak Emas Nusantara Putra (1995) Punya anak dengan wanita yang lupa namanya, anak bernama Intan Mutiara Kawin dengan Imlah (1984 - anak Kiai Zakaria Satria – Bonde Waru Cirebon), tak punya anak. Kawin dengan Sri Lea (1986 – cerai 1988 – gitaris Passport ), tak punya anak. Kawin dengan Lisa Widiarti (Ratu Kebaya Semarang dan Yogya), tak punya anak. Pernah dekat dengan Dara Suryani (batal kawin - ditentang ortu)

Endang Titik Rachmawati Agustina, dinikahi secara siri pada 27 April 2007, keluarga CB Band Kediri

Hj. RR Sri Hartini dinikahi pada 14 Mei 2009 di Tandes Surabaya

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Inovasi Selengkapnya
Lihat Inovasi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun