Pandemi tidak hanya meresahkan bagi mereka yang terkena virus covid-19. Masyarakat awam pun bisa merasakan dampak dengan adanya virus covid-19 ini. Salah satu bidang diluar bidang kesehatan yang banyak orang rasakan keresahannya ialah ekonomi. Dikatakan oleh Kemenkeu Indonesia, Sri Mulyani bahwa akan terjadi resesi di kuartal 4 2020 ini.Â
Diluar itu, pandemic ini menghilangkan banyak pekerja yang mengakibatkan angka engangguran naik karena PHK besar-besaran. Terhitung hingga 31 Juli 2020 Disnaker mengatakan bahwa lebih dari 3,5 Juta orang di PHK dari tempat kerjanya akibat pandemic tahun ini. Selain pengangguran yang meningkat, orang-orang yang bekerja (baca:pekerja) juga menjadi bagian yang terpengaruh akan adanya pandemic covid-19 ini.
Kualitas dan kebahagiaan para pekerja menurun drastis. Hasil survey Jobstreet terhadap lebih dari 5 ribu pekerja dan pencari kerja di Indonesia bahwa proporsi pekerja yang puas akan kualitas hidup turun dari 92 persen menjadi 38 persen saja.Â
Kualitas hidup yang rendah mengakibatkan tingkat kebahagiaan usia produktif di Indonesia turun dengan rincian 49 persen menyatakan bahagia, sekitar 20 persen menyatakan sangat bahagia, 29 persen bahagia dan 33 persen tidak bahagia dimana sebelumnya 62 persen menyatakan sangat bahagia, 28 persen menyatakan bahagia, dan hanya 4 persen yang menyatakan tidak bahagia.
Selain itu, dalam aspek psikologi, telah dilakukan survey dari 1522 orang lebih dari 64 persen mengalami masalah psikolgis cemas atau depresi dengan rincian didominasi oleh kaum perempuan. Pada awal bulan april 2020 PDSKJI meluncurkan swaperiksa kesehatan mental secara online dengan menggunakan instrument khusus yang sudah tervalidasi secara internasional.Â
Sejak awal oktober 2020 dari 5661 orang yang tersebar di seluruh Indonesia menyatakan 68 persen memiliki masalah psikologis dan 32 persen tidak terindikasi masalah psikologis. 67,4 persen dari peserta yang terindikasi memiliki masalah psikologis mengalami gejala kecemasan degan banyak ditemukan pada kelompok umur dibawah 30 tahun. Salahsatu kecemasan yang ada ialah financial anxiety atau kecemasan finansial.
Financial anxiety atau kecemasan finansial adalah perasaan khawatir, takut, atau tidak nyaman tentang keuangan diri sendiri. Sama seperti kecemasan psikologis lainnya dimana mungkin akan merasa cemas atau khawatir berlebih terhadap kondisi finansial diri walaupun kondisi financial baik baik saja namun seperti mengkhawatirkan sesuatu yang belum terjadi.Â
Contohnya, dengan pekerjaan yang baik namun karena adanya pandemic menjadi khawatir berlebihan akan mengalami masalah financial sehingga muncul beberapa gejala seperti merasa gelisah, merasakan detak jantung berlebihan, sesak nafas, dan mungkin mengalami keringat dingin saat membahas atau mendengar tentang finansial.Â
Hal ini bisa disebabkan oleh berbagai alasan berbeda, bukan hanya karena kekurangan dana saja. Kecemasan berbeda dengan depresi, kecemasan ialah kekhawatiran terhadap sesuatu berlebihan yang belum terjadi.
Tanda-tanda mengenai financial anxiety diantaranya ialah : gelisah / deg-deg an, berkeringat berlebihan, perut mulas atau pusing, sering buang air kecil atau diare, napas tidak beraturan, tremor atau kedutan, dan gejala lainnya seperti umumnya saat mengalami kecemasan. Tiap orang berbeda-beda dalam gejalanya, maka jangan lupa untuk pahami diri sendiri dan alami perubahan yang terjadi.Â
Dalam kondisi kecemasan atau kekhawatiran finansial, seseorang penting untuk selalu berpikir sesuai jendela realitasnya. Misalnya, menyadari bahwa ketidakpastian ini semua orang mengalaminya dan mungkin tidak seburuk orang lainnya, sehingga perlu lebih bijaksana dalam mengelola keuangan.
Lalu, bagaimana menghindarinya?
- Buat rencana keuangan. Susunan rencana keuangan yang telah dibuat akan membantu dalam mengidenifikasi di bagian mana yang menjadi kecemasan dari keuangan kita yang nantinya akan lebih mudah untuk dipecahkan masalahnya.
- Ungkapkan kecemasan yang dirasa karena setiap orang memilliki caranya masing-masing untuk mengungkapkan kecemasan yang dirasa. Salah satunya seperti menulis, menggambar, ataupun bernyanyi.
- Hindari membanding-bandingkan diri dengan orang lain. Hal ini menjadi sangat penting karna perlu diketahuin bahwa mungkin kondisi finansial orang lain akan berbeda dengan diri kita. Jadi tetaplah love yourself.
- Gunakan teknik relaksasi dan banyak lakukan relasi profesional serta olahraga untuk mengurangi rasa cemas dan meredakan stress yang dialami.
- Mengalihkan pikiran dan perasaan negatif diri agar selalu berpositif thinking dan mengurangi rasa cemas yang ada.
- Tingkatkan eksposur terhadap informasi keuangan untuk meredam kekhawatiran seperti sering membaca informasi keuangan atau mempelajari istilah baru tentang keuangan sehingga akan menambah pengetahuan tentang keuangan.
Apabila rasa cemas sudah sangat mengganggu, jangan ragu untuk konsultasikan diri ke psikolog professional dan jangan lakukan deteksi gejala sendiri yang nantinya membahayakan psikis diri.
Dalam rangka WORLD MENTAL HEALTH DAY 2020, alangkah baiknya lebih memperhatikan kesehatan mental diri untuk kehidupan yang lebih baik kedepannya.
Selamat hari kesehatan mental di dunia, salam sehat!
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H