Mohon tunggu...
Elvinakey
Elvinakey Mohon Tunggu... Guru - Guru Bahasa Indonesia

Menjejak, supaya diingat

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Berkat Air: Sebuah Puisi

5 April 2021   10:09 Diperbarui: 5 April 2021   10:19 364
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Hati kami patah berkali-kali

Melihat bumi timur lagi-lagi merintih sakit

Menjerit, meringis pada alam yang kian lama kian sering mengeluh

Tidur dalam gigilnya badai, tanpa tahu sedetik lagi badai lain telah menanti

Anak-anak kecil merengek kepada ibu, meminta dekapannya lebih hangat

Dalam bisu, ibu merengkuh

Jantungnya berbisik..

"sumber air sudah dekat,

Membinasakan dengan singkat"

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun