Mohon tunggu...
Elvina Andini
Elvina Andini Mohon Tunggu... Lainnya - mahasiswa S-1 farmasi

universitas muhammadiyah AR fachruddin

Selanjutnya

Tutup

Bahasa

Resensi Film Bolehkah Sekali Saja Kumenangis

26 Desember 2024   12:52 Diperbarui: 26 Desember 2024   12:50 27
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Bolekah Sekali Saja Kumenangis adalah sebuah film yang di tayangkan  pada tahun 2024 yang disutradarai oleh Reka Wijaya serta ditulis oleh Junisya Aurelita, Rezy Junio, Santy Diliana, dan Alim Sudio. Pemain antara lainnya ialah Prily Latuconsina, Dikta Wicaksono, Surya Saputra, Dominique Sanda, Widi Mulia, Gracia JKT48, Antonio Blanco jr, Kristo Immanuel,dan Ummi Quary. Film ini terinspirasi dari sebuah lagu yang berjudul RUNTUH yang dipopulerkan oleh Feby Putri dan Fiersa Bestari pada tahun 2021. Film ini dirilis pada tanggal 17 Oktober 2024. Durasi film ini berlangsung selama 102 menit. Dan diproduksikan oleh sinemaku pictures

  • sipnosis film

film bolehkah sekali saja kumenangis mengisahkan tentang perjuangan seorang perempuan yang bernama Tari (prily latuconsina) yang harus berjuang menghadapi situasi yang tidak dikehendaki oleh siapapun. Sifat tempramen sang ayah membuat Tari dan kakaknya trauma hingga sang kakak memutuskan untuk keluar dari rumah yang membuat hatinya terasa sakit.

Berbeda dengan Tari, yang memilih untuk melindungi sang ibu dari kelakuan ayahnya yang menyakiti dia dan ibunya walaupun ia harus memilih bmemendam dirinya sendiri. Tari mencoba menahan tangis dan rasa sakitnya, seolah-olah mencoba jadi kuat, tanpa ia sadari pertahanan dalam dirinya perlahan-lahan mulai runtuh.

Sampai dia bertemu dengan sebuah perkumpulan "support group" sebagai wadah untuk saling menguatkan dan mendukung siapapun yang mempunyai masalah. dari support group ini ia bertemu dengan Baskara (Dikta Wicaksono). keduanya, dengan segala trauma yang mereka bawa, saling mencoba membantu untuk keluar dari luka batin yang mereka alami. 

Namun, perjalanan Tari untuk menyembuhkan luka batinnya tidaklah mudah. konflik dan tantangan terus muncul, baik dari lingkungan sekitarnya maupun dari dalam dirinya sendiri. Tari harus menghadapi trauma masa lalunya dan belajar untuk mengatasi ketakutannya. 

  • kelebihannya

Film ini berhasil menciptakan suasana yang hangat namun tetap menyentuh. hubungan penuh konflik dalam keluarga dibangun secara perlahan, sehingga penonton dapat merasakan perjalanan emosional yang dialami oleh setiap karakter. 

  • kekurangan 

sayangnya, meskipun konfilk uatama dalam keluarga Tari dieksekusi dengan baik, terdapat beberapa elemen cerita yang terasa terputus-putus alurnya. Alur narasinya tidak selalu lancar, dan ada momen dimana cerita belom sepenuihnya menyentuh hati penonton

  • kesimpulan 

Bahwa menangis adalah bagian dari proses penyembuhan yang manusiawi, dan dukungan dari orang-orang terdekat sangat penting saat menghadapi kesulitan. 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Bahasa Selengkapnya
Lihat Bahasa Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun