Mohon tunggu...
ELVI HIDA
ELVI HIDA Mohon Tunggu... Freelancer - Dewa Hades

Do what you expect to do

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Menilik Kebebasan Berpikir dari Film "Freedom Writers"

13 Maret 2018   06:20 Diperbarui: 13 Maret 2018   08:19 562
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Kebebasan merupakan kata yang familiar kita dengar, kebebasan merupakan kata universal dimana semua manusia memilikinya, setiap kepala memiliki arti masing-masing mengenai kebebasan, setiap profesi, kegiatan memiliki arti berbeda mengenai kebebasan, setiap status strata memiliki arti berbeda mengenai kebebasan.

Kehidupan merupakan konsekuensi seperti halnya apa yang hidup pasti akan mati itu merupakan fitrah, dan telah menjadi ketentuan, begitupun kebebasan.

Hal tersebutlah yang mendasari adanya aturan dan landasan. Aturan yang mengatur, dan landasan yang melandasi aturan.

Setiap manusia memiliki kebebasan, dan kebebasan pulalah yang terkadang menimbulkan kerancuan dalam hidup, ada yang merasa terbentur hidupnya dengan kebebasan orang lain, ada pula yaang merasa terganggu dengan kebebasan orang lain, maka dari itu munculah konsekuensi berupa aturan, namun terkadang manusia lebih memilih keluar dari aturan, hingga munculah kebebasan yang kebablasan, itulah dunia.

Jika menilik mengenai kebebasan tetunya banyak orang yang teringat akan film yang berjudul Freedom Writers, dimana tokoh Erin Gruwell menjadi sentral alur cerita film tersebut, seperti yang saya utarakan diatas, kebebasan memiliki arti yang berbeda-beda tergantung dari siapa ataupun bagaimana kondisi, sudut pandang oleh orang yang memaknainya, dalam konteks film tersebut, kebebasan yang digambarkan merupakan kebebasan dalam arti pemikiran, dimana kebebasan untuk memperoleh pendidikan, kebebasan untuk lepas dari belengu lingkungan, kebebasan untuk keluar dari pola pikir yang menyesatkan, kebebasan yang kelak dapat menjadi boomerang, menjadi bom waktu yang kapanpun akan merugikan.

Erin Gruwell memperjuangkan kebebasan dalam berpendidikan, dia memangkas stigma tentang belenggu ketidak mampuan untuk mempeeroleh kebebasan, Erin Gruwell memperjuangkan sisi-sisi kemanusiaan melalui kebebasan berpendidikan, stigma masyarakat yang mencap manusia-manusia hanya dari sudut pandang sempit yang menganggap remeh setiap potensi yang dimiliki, disitulah letak kebebasan yang diperjuangkan Erin Gruwell.

Kisah yang tentunya membangkitkan semangat meraih kebebasan, kebebasan dalam arti sesungguhnya, kebebasan yang menbahagiakaan, kebebasan yang membangun, kebeebasan yang mendamaikan, kebebasan yang mengindahkan. Melawan Stigma negatif yang mematikan, hal yang menyakitkan jika tak dilawan, sikap yang meremehkan yang memutus jalan kebebasan untuk meraih kesuksesan.

 Erin Gruwell bukan hanya seorang pendidik yang menjalankan sistem pendidikan yang  hanya menggunakan perangkat pembelajaran, Erin Gruwell lebih dari seorang guru yang memindahkan ilmu dari buku, Erin Gruwell merupakan konselor, pembimbing, motivator dan seorang berpemikiran revolusioner, yang melihat bukan hanya dari apa yang terlihat, melainkan dari apa yang tertanam dalam setiap diri manusia yang mampu sekiranya dikembangkan dimasa depan.

Jika hanya sebaagai guru mata pelajaran bahasa inggris tentunya tak akan muncul orang-orang sukses dalam Fredom Writers, Erin yang tak menyerah mencari jalan mengantarkan para siswanya yang memiliki lataar belakang dan menyandang stigma buruk dari banyak guru disekitarnya yang memandang tak mampu dan tak mau untuk menangani anak-anak penyandang stigma itu, padahal semua itu bukan keinginan mereka, pandangan negatif yang tak akan ada seorangpun untuk mau mengalaminya dan  mungkin hanya akan menjadi sampah kehidupan jika tak ada sosok Erin Gruwell yang bersedia meluangkan hidupnya untuk menjadi pendamping menjadi konselor sekaligus menjadi motivator untuk anak-anak Freedom Writers.

Erin gruwell yang berstatus sebagaai guru bahasa inggris yang dimata teman-teman se profesi tak akan mampu mengajar anak-anak Freedom Writers itu ternyata mampu merobohkan tembok stigma. Bukan hanya stigma dari pandangaan masyarakat, namun juga stigma yang terlanjur melekat pada diri mereka, sudah masuk pada fikiran dan membentuk karakter mereka. Salah siapa?

Andai saja ada pendidik yang berjiwa besar dan memiliki integritas pada apa yang di tanggung jawabkan kepada mereka, sudah dapat dipastikan ketimpangan-ketimpangan sosial tak akan menjadi momok pada kemajuan peradaban.

Di depan mata kini banyak mental-mental kebebasan  kebablasan yang tak teratur, hanya mengajak mundur membuat masa depan semakin melantur, lalu jika sudah terlanjur siapa yang akan ditegur?.

Memang tak kasat mata jika telah bersangkutan dengaan permasalahan mental, masalah yang rumit, tak bisa diukur, hanya bisa diperkirakan. Bahasan psikologi tak akan habis dibahas sepanjang berputarnya bumi, sangat rumit dan terkesaan menyusahkan, namun jika terabaikan maka dampaknya sangat dirasakan, perlu jiwa-jiwa pendidik seperti Erin Gruwell yang mau masuk pula pada ranah psikologi untuk lebih bisa merubah dan menanamkan nilai-nilai kehidupan, bukan hanya pelajaran dan melupakan sisi psikologi pada proses pengembangan di dunia pendidikan.

Konselor merupakan jawaban atas permasalahan yang kian hari kian memuakkan, konselor sekiranya mampu untuk menata dan membangun jati diri bukan hanya sisi afeksi namun juga sisi kognisi, ibarat sebuah bangunan, kematangan kognitif di ibaratkan sebagai fondasi utama yang menentukan bangunan diatasnya, jika fondasi telah mumpuni maka saaat dibangun bangunan macam apapun maka bangunan itu akan menjadi bangunan yang sempurna, mampu menahan gerusan waktu maupun gerusan lingkungan, begitupun pula manusia, saat sisi kognitifnya telah sempurna dan kokoh, maka saat orang tersebut mulai membangun keilmuan sebanyak, sebesar apapun , maka manusia itu akan menjadi manusia yang sempurna, bukan hanya pintar tapi juga mengerti, bukan hanya bisa tapi juga mampu mempertanggungjawabkan apa yang telah dilakukan, saat ini banyak anak-anak yang pintar, banyak orang-orang yang cerdas namun tak mampu mengatur dan menempatkan kepintarannya, kecerdasannya itu, hal itu yang akhirnya berdampak pada terjadinya ketimpangan-ketimpangan.

Sosok Erin Gruwell mampu menerjemahkan masalah yang ada, ia mampu menjadi konselor bagi siswanya, ia mampu masuk kedalam ranah kognitif dan membangun fondasi yang kuat untuk membentuk bangunan besar berupa manusia yang berkarakter, bukan hanya cerdas ataupun pintar, namun juga jujur dan bijaksana, pantang menyerah dan bermental baja, sosok manusia sempurna jiwanya.

Jika dianalogikan dengan keadaan pendidikan kita saat ini dengan Freedom Writers maka dapat di umpamakan sistem pendidikan kita saat ini seperti para siswa padaa kelas freedom writers sebelum mereka berubah, dimana stigma lingkungan dan masa lalu masih menyelimuti kehidupan mereka, yang di butuhkan adalah sosok erin gruwwell yang mau dan mampu benar-benar mendedikasihan dirinya untuk bukan sekedar mengajar, namun juga mendidik, membimbing dan membaca setiap kondisi hingga akhirnya menerjemahkan masalah itu kedalam aksi nyata untuk melakukan perubahan

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun