Mohon tunggu...
Elvida Busma
Elvida Busma Mohon Tunggu... Penulis - Writer

Menulis adalah cara berbagi dengan sesama tanpa dibatasi ruang dan waktu

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Puisi | Kabut September

16 September 2019   10:32 Diperbarui: 16 September 2019   10:47 58
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

September kelabu
adalah ia yang merindu rintik cair
mengeja  gemuruh rindu dalam debu
di kedalaman  gemericik mata air


namun apa daya  hutan terdesak
kemurkaan  api meledak keheningan malam retak
semua  terhenyak


Belantara nan hijau menjadi merah api
Hutan perawan ternoda tangan tak berperi
Ulah manusia serakah dan keji
Kenapa ketamakan bekukan hati?   

Mari kita coba merenung
Alam yang bersahabat telah berubah
Bumi memendam lara dan termenung
karena perilaku mereka yang gegabah


Kemanakah  harapan akan disandarkan kala asap dan debu enggan pergi
Masihkah manusia  jumawa berdiri?
Alpa meraba diri sendiri

Tangerang, 15 September 2019

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun