Mohon tunggu...
Elviana Wulandari
Elviana Wulandari Mohon Tunggu... Mahasiswa - Universitas Muhammadiyah Malang

haii

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Dampak Pola Asuh Orangtua terhadap Kesehatan Mental Anak Remaja

31 Desember 2023   12:46 Diperbarui: 31 Desember 2023   12:53 183
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Kesehatan mental anak remaja adalah bagian penting dari pertumbuhan mereka, dan kualitas hidup mereka di masa dewasa dapat dipengaruhi olehnya. Kesejahteraan mental remaja sangat dipengaruhi oleh cara orang tua atau wali menjaga mereka. Perubahan fisik dan emosional yang signifikan sering terjadi selama masa remaja, sehingga memerlukan perhatian khusus pada lingkungan dan pengasuhan. Pada masyarakat modern yang terus berubah, anak-anak dihadapkan pada banyak tekanan, seperti tuntutan akademik, pergaulan sosial, teknologi, dan nilai-nilai budaya yang berubah. Bagaimana anak-anak menghadapi dan menanggapi tekanan ini, sangat dipengaruhi oleh pola asuh orang tua.

Orang tua dapat menjadi pengaruh positif yang membantu anak remaja mengatasi tantangan dan berkembang menjadi orang yang tangguh secara mental dengan memperhatikan masalah ini dengan pemahaman, dukungan, dan komunikasi yang efektif. Melibatkan diri dalam kehidupan remaja dan mendukung kesehatan mental mereka dapat membangun fondasi yang kokoh untuk masa depan yang penuh makna. Orang tua bisa melakukan hal- hal sederhana seperti tidak berbicara kasar kepada anak, mengapresiasi pencapaian yang telah anak lakukan, mendangarkan pendapat anak, tidak membanding-bandingkan anak dengan temannya. Hal tersebut jika dilakukan akan membuat anak merasa nyaman dan percaya kepada orang tua mereka dan mental anak dalam keluarga juga  dapat terjaga.

Pola asuh yang buruk sering dikaitkan dengan kemungkinan lebih besar mengalami gangguan kesehatan mental pada anak remaja. Anak  yang mengalami pola asuh yang tidak sehat mungkin menghadapi kesulitan dalam mengatasi tekanan emosional dan konflik internal. Gangguan seperti depresi, kecemasan, dan gangguan perilaku dapat disebabkan oleh kurangnya dukungan emosional, ketidakpastian, atau bahkan kekerasan dalam pola asuh. Penting untuk diingat bahwa pola asuh yang buruk tidak hanya mempengaruhi perilaku dan kesehatan mental anak selama masa kanak-kanak mereka, tetapi juga dapat berdampak pada kehidupan mereka sebagai dewasa. Pola asuh yang buruk dapat menyebabkan perilaku yang tidak sesuai dengan norma sosial. Sebagai respons terhadap lingkungan yang tidak mendukung, anak-anak mungkin menunjukkan agresi, penyalahgunaan obat-obatan, atau perilaku berisiko. Jika tidak diintervensi dengan benar, pola perilaku ini dapat berlanjut hingga remaja dan dewasa, menciptakan pola hidup yang merugikan.

 Selain itu, pola asuh yang buruk dapat menyebabkan siklus perpetuasi, di mana anak-anak yang dibesarkan dalam lingkungan yang tidak mendukung kemungkinan besar akan menerapkan pola asuh yang serupa ketika mereka menjadi orang tua.  Karena itu, penting bagi orang tua untuk memahami pentingnya memberikan pola asuh yang mendukung dan mempromosikan kesehatan mental dan perilaku positif pada anak-anak mereka. Kita dapat membantu membentuk generasi yang lebih sehat secara psikologis dan perilaku melalui kesadaran dan komitmen untuk menciptakan lingkungan yang aman dan mendukung.

Sangat penting untuk mendorong pola asuh yang melibatkan cinta, dukungan, konsistensi, dan pengertian untuk mempengaruhi perilaku dan kesehatan mental anak. Selain itu, sangat penting untuk membantu anak-anak mengembangkan keterampilan sosial mereka melalui interaksi positif dengan teman sebaya dan orang dewasa. Pengalaman sosial yang positif membantu anak-anak mempelajari keterampilan seperti empati, kerja sama, dan resolusi konflik, yang semuanya merupakan komponen penting dalam kesehatan mental dan sosial mereka. peran orang tua dalam memberikan pola asuh yang seimbang dan mendukung dapat menjadi faktor kunci dalam membentuk kesehatan mental remaja yang optimal. Langkah-langkah konkret, seperti membangun komunikasi terbuka, memberikan batasan yang jelas, dan memberikan dukungan emosional, dapat menjadi strategi efektif dalam menciptakan lingkungan keluarga yang mendukung perkembangan psikologis dan sosial remaja.

Mengtasi gangguan mental pada anak remaja dapat memerlukan pendekatan yang menyeluruh yang melibatkan kolaborasi antara keluarga, sekolah, teman sebaya, dan profesional kesehatan mental. Tindakan yang diambil dapat berupa bantuan profesional atau psikiater dan terapis, dukungan dari orang terdekat seperti keluarga dan sahabat, edukasi tentang kesehatan mental, membangun jaringan dukungan sosial, memanajemen stres, pemantauan lingkungan sekolah, memperhatikan kesehatan fisik dan rutin meminum obat (jika diresepkan). Ada banyak pihak yang perlu memberikan perhatian dan komitmen untuk mengatasi gangguan mental pada remaja. Penting untuk diingat bahwa tidak ada dua orang yang sama, dan metode yang efektif dapat bervariasi. Konsultasikan dengan ahli kesehatan mental untuk menentukan rencana perawatan yang paling cocok untuk kebutuhan dan kondisi remaja tersebut.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun