Mahasiswa Untag Surabaya Jurusan Teknik Industri melakukan sebuah riset rancang bangun alat pencacah nutrisi didesa Papungan, Blitar yang berjumlah 10 orang yaitu Elvia Defitriana, Alifiah Wulan, Ali Imron, Ilham Dwi, Fikrie M., Iqbal N., Krisna S., Ahmad Syifaul, Wahyu Andhika, dan Maulana A. Kami melakukan sebuah riset di Balai Desa Papungan. Kunjungan untuk melakukan riset ini disambut baik oleh Kepala Desa Papungan Bapak Qudlori.Â
Sebelumnya, karena pembagian pupuk kimia yang tidak merata akhirnya petani harus membeli pupuk kimia di warung" dengan harga yang terbilang cukup mahal untuk tanaman dan ternaknya maka masyarakat didesa Papungan ini memproduksi sebuah pupuk nutrisi untuk memenuhi kebutuhan tanaman dan ternak. Masyarakat didesa tersebut mencacah bahan -- bahannya masih menggunakan blender. Dimana alat yang mudah untuk dicari dan sudah familiar dikalangan umum. Tetapi, dengan menggunakan alat tersebut membutuhkan waktu yang cukup lama serta kapasitas yang dihasilkan tidak banyak. Blender ini juga akan mudah rusak apabila dipakai secara terus menerus akibatnya blender akan mudah terbakar karena terlalu panas.
Sehingga, 1 kelompok yang berjumlah 10 orang tersebut melakukan sebuah riset rancang bangun alat pencacah nutrisi. Alat ini dapat mempermudah masyarakat desa dalam melakukan suatu produksi pupuk nutrisi dengan menghasilkan kapasitas yang banyak. Alat ini digerakkan oleh mesin diesel bahan bakar bensin. Kecepatan mesin ini juga bisa diatur sesuai dengan kebutuhan.
Kemudian, kami sebagai mahasiswa melakukan sosialisasi terhadap penggunaan mesin alat pencacah nutrisi kepada para petani di desa papungan. Kami menjelaskan fungsi dan kegunaan menggunakan alat. Serta kami memberitahu tentang perawatan mesin yang baik setelah digunakan dan kapasitas maksimum mesin. Di kegiatan sosialisasi banyak para petani merasa sangat senang dengan adanya mesin alat pencacah nutrisi, menurutnya ini sangat membantu petani.Â
Pihak kampus memberikan mesin alat pencacah nutrisi tersebut kepada masyarakat desa papungan untuk mempermudah proses produksi pupuk nutrisi. Bapak Qudlori mengatakan "saya sangat senang dengan kehadiran 10 mahasiswa Untag Surabaya untuk melakukan riset rancang bangun alat pencacah nutrisi untuk mensejahterakan masyarakatnya agar tidak tertinggal dengan desa lain".
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H