Hari menjelang siang ketika saya berkunjung ke Puskesmas Tembilahan Kota di Kabupaten Indragiri Hilir, Provinsi Riau. Dokter Dwi Agustina Fajarwati yang menjabat sebagai kepala puskesmas tersebut menyambut saya ramah. Di puskesmas inilah terdapat posyandu khusus bagi Orang dengan HIV/Aids (ODHA) yang diberi nama Posyandu Bougenvile. Posyandu Bougenvile adalah posyandu pertama di Indonesia yang khusus melayani Odha.
"Pasien kita di Puskesmas Tembilahan Kota ini selalu ramai, Mbak. Kasihan ODHA-nya kalo harus bergabung mengantre dengan pasien umum." Kepala puskesmas menjelaskan ide awal membuat Posyandu Bougenville, memberi pelayanan yang lebih ramah dan nyaman bagi ODHA. Posyandu Bougenvile resmi melayani pasien khusus ODHA sejak tahun 2017. Jadwalnya, setiap tanggal 10 setiap bulannya. Semua fasilitas pelayanan dan obat-obatan diberikan secara gratis bagi ODHA. Selain pengobatan rutin, ODHA yang datang ke Posyandu Bougenville juga mendapat bimbingan konseling, penyuluhan kesehatan dan gizi, juga dukungan dari sesama ODHA.
Tempat yang lebih nyaman dan ramah tersebut tidak serta merta membuat ODHA di wilayah Tembilahan memanfaatkan layanan tersebut. Inilah yang menjadi keprihatinan Dokter Dwi Agustina, "jumlah ODHA di Kabupaten Indragiri Hilir ini sekitar 400-an orang. Tapi yang rutin datang ke Posyandu Bougenville, tak sampai 10 persen." Tutur Dokter Dwi Agustina.
Sejak kasus positif Covid-19 di Kabupaten Indragiri Hilir melonjak, kegiatan Posyandu Bougenvile ditutup sementara hingga batas waktu yang belum bisa ditentukan. Pelayanan bagi ODHA dilakukan petugas Puskesmas Tembilahan Kota ke rumah-rumah ODHA, dibantu relawan Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM) Puri Indragiri.
"Tapi bagi yang tetap ingin datang ke puskesmas untuk mendapatkan ARV, kami tetap melayani." Tutur Dokter Dwi Agustina. "Di situasi pandemi seperti ini, ODHA kan termasuk kelompok rentan. Itu sebabnya sementara pelayanan Posyandu Bougenville diubah strateginya."
Dokter Dwi Agustina lalu mengajak saya ke Ruang P2P/Klinik VCT dan CST, tempat biasanya para ODHA berkonsultasi dengan dokter yang khusus melayani ODHA. Di ruangan ini, saya berkenalan dengan Dokter Dwi Lestari Wahyuni, dokter yang khusus melayani pasien ODHA.
Seorang pasien tengah diwawancara soal riwayat penyakitnya, termasuk pekerjaan suami pasien. Dokter Dwi Lestari tampak sangat berhati-hati saat bertanya kepada pasien agar pasien tetap merasa nyaman. Usai wawancara, Dokter Dwi Lestari lalu menawarkan pasiennya agar melakukan pemeriksaan lebih mendalam.
"Gejala ibu nih, Saya curiga yang ibu alami karena penularan secara seksual, bisa juga kanker mulut rahim. Kalau penularan secara seksual, apakah ada virus HIV atau tidak. Virus HIV itu apa, saya jelasin dulu kepada Ibu. Kalau Ibu setuju, kita lakukan pemeriksaannya juga." Ucap Dokter Dwi Lestari kepada pasien, lalu dia menjelaskan soal HIV dan bagaimana HIV menyerang kekebalan tubuh.
Selain melayani pasien di puskesmas, bersama rekannya Mika Milin yang juga petugas di Posyandu Bougenvile, Dokter Dwi Lestari  juga mendatangi rumah-rumah ODHA untuk memberi pelayanan kesehatan dan mengantarkan obat-obatan yang wajib dikonsumsi ODHA. Sebagian besar ODHA yang dikunjungi Dokter Dwi Lestari dan rekannya adalah orang-orang dengan kondisi perekonomian yang lemah, sehingga untuk sekadar datang ke Posyandu saja mereka kesulitan biaya.Â
Bagi Dokter Dwi Lestari dan rekannya, ODHA yang mau dan rutin mengkonsumsi ARV harus dibantu agar bisa bertahan hidup dan bersosiaisasi dengan masyarakat di sekitar tempat tinggalnya. Selain itu, ODHA yang disiplin mengkonsumsi obat Anti Retroviral(ARV) bisa menjadi contoh dan panutan bagi ODHA lain. Banyak ODHA yang bosan dan putus asa akhirnya berhenti mengkonsumsi ARV, lalu kondisi kesehatannya terus memburuk. Disiplin mengkonsumsi ARV adalah pilihan satu-satunya bagi ODHA yang ingin bertahan lebih lama.
Mika Milin, petugas Puskesmas Tembilahan Kota yang membantu Dokter Dwi Lestari menceritakan bagaimana salah satu ODHA yang mereka dampingi bisa diterima kehadirannya dengan baik oleh warga di sekitar rumahnya, bahkan sering mendapat bantuan dari warga di sekitar rumahnya. "Semua tetap tergantung kepada ODHA-nya, Mba. Mau dibuka statusnya sebagai ODHA, atau tetap mau dirahasiakan." Ucap Mika Milin.
Dukungan terhadap ODHA sangat penting, dukungan secara nyata dan penuh dedikasi itu telah dicontohkan oleh orang-orang yang terlibat dalam kegiatan Posyandu Bougenville. Dukungan dari petugas Puskesmas Tembilahan Kota, dukungan dari LSM, dan tentu saja dukungan dari sesama ODHA sendiri. Â
Elvidayanty Darkasih, Indragiri Hilir
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H