Mohon tunggu...
Elvidayanty Darkasih
Elvidayanty Darkasih Mohon Tunggu... Freelancer - Pekerja lepas

Email : elvi.jambi@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Healthy

Gotong Royong Penanganan Stunting pada Anak di Kabupaten Indragiri Hilir

29 Oktober 2021   16:59 Diperbarui: 29 Oktober 2021   17:09 362
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Diskusi penanganan stunting pada anak di Kabupaten Indragiri Hilir. (foto : dok. dinkes Inhil)

"Itu ada loh, keluarga itu yang marah dikatakan anaknya kurang gizi. Padahal kita bermaksud membantu. Pemberian makanan tambahan seperti susu bahkan ditolak." Curhat Ketua Pemberdayaan Kesejahteraan Keluarga (PKK) Kabupaten Indragiri Hilir Provinsi Riau, Zulaikhah Wardan di sela-sela kegiatan Sosialisasi Pemantauan Pertumbuhan Balita. 

Zulaikhah Wardan meminta petugas kesehatan yang menemukan kasus seperti itu tidak menanggapi dengan kemarahan pula. Tenaga kesehatan harus punya strategi  untuk menghadapi orangtua yang tidak menerima status gizi buruk pada anaknya. 

"Jika Bapak Ibu marah, kasihan anaknya." Ungkap ketua PKK Kabupaten Indragiri Hilir.

Tahun ini 2021 ini, dengan kasus stunting pada anak yang mencapai 588 kasus, pemerintah Kabupaten Indragiri Hilir menargetkan penurunan kasus stunting pada anak menurun hingga 50%. Selain itu, angka gizi buruk yang mencapai 19 orang bisa nihil. Untuk itulah Ketua PKK Kabupaten Indragiri HIlir, Zulaikhah Wardan meminta bantuan banyak pihak untuk mewujudkan hal tersebut. 

Para camat diminta mendata kembali dan melihat langsung kondisi balita yang stunting dan gizi buruk. Pantauan camat diharapkan bisa melihat kondisi balita apakah nutrisi yang diberikan benar-benar dikonsumsi oleh balita yang kurang gizi dan gizi buruk. 

Bupati Indragiri Hilir, Muhammad Wardan mengakui untuk penanganan stunting  dan gizi buruktidak teranggarkan dalam Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) tahun ini karena sudah disahkan. Sementara dana yang dibutuhkan untuk penanganan 588 kasus stunting  dan gizi buruk mencapai Rp. 536.409.900. 

"itu sebabnya harus digerakan secara gotong royong, dana yang digunaan juga harus dilaporkan dan diaudit lalu laporannya dikirim ke Kementerian Dalam Negeri." Ucap Bupati Indragiri Hilir. 

Kondisi geografis Kabupaten Indragiri Hilir yang akses transportasinya lebih banyak lewat laut dan keterbatasan jumlah sumber daya manusia juga menjadi tantangan dalam menanggulangi stunting dan gizi buruk di Kabupaten Indragiri Hilir. 

Lewat Gerakan Satu Hati (GSH), selain didukung Ikatan Dokter Indonesia (IDI) dan Ikatan Bidan Indonesia (IBI), penanganan stunting dan gizi buruk juga didukung donasi dari sejumlah aparatur sipil negara (ASN), gerakan seribu sehari dari kementerian agama (kemenag) Indragiri Hilir, sumbangan individu, perbankan dan dunia usaha. 

Sumbangan yang terkumpul mencapai lebih dari 200 juta rupiah. Menurut Ketua PKK Indragiri Hilir, Zulaikhah Wardan, dengan dana 200-an juta rupiah tersebut, Kabupaten Indragiri Hilir berhasil menurunkan prevalensi stunting dari yang sebelumnya 18,34% menjadi 3,75% saat ini. 

Penyaluran bantuan gizi dan nutrisi untuk balita stunting dan gizi buruk dilakukan secara bertahap. Dengan cara ini, diharapkan bantuan tersebut tepat sasaran dan sesuai harapan.

"Jangan sampai, dalam satu keluarga, yang mengalami gizi buruk adiknya, tapi yang mengkonsumsi bantuan nutrisinya malah kakaknya." Ucap Zulaikhah Wardan. 

pemberian nutrisi pada balita stunting. (foto : dok. dinkes Inhil)
pemberian nutrisi pada balita stunting. (foto : dok. dinkes Inhil)

Kepala Dinas Kesehatan Indragiri Hilir, Afrizal Darmawan menjelaskan, jika anak-anak yang mengalami stunting dan gizi buruk tidak segera ditangani dengan baik, anak-anak tersebut akan mengalami gagal tumbuh, pendek, kurus, kecil, kognitif dan motoriknya juga terhambat. 

Selain itu, perkembangan otak dan daya ingat juga berkurang, begitupun cara dia merespon sesuatu akan sangat lambat. 

Saat dewasa, anak-anak tersebut akan mudah sekali menderita penyakit yang tidak menular seperti stroke, obesitas ataupun jantung. 

Diskusi penanganan stunting pada anak di Kabupaten Indragiri Hilir. (foto : dok. dinkes Inhil)
Diskusi penanganan stunting pada anak di Kabupaten Indragiri Hilir. (foto : dok. dinkes Inhil)

Dilansir dari Kompas.com, Indonesia berada di urutan ke-empat di dunia dan berada di urutan kedua di Asia Tenggara untuk kasus stunting pada anak. 

Penurunan prevalensi stunting pada balita adalah agenda utama pemerintah Republik Indonesia. Presiden Joko Widodo pada Januari 2021 menargetkan pada tahun 2024 kasus stunting di Indonesia bisa ditekan hingga berada di angka 14 persen dan angka kematian ibu bisa ditekan hingga di bawah 183 kasus per 100.000 ibu melahirkan.

Itulah sebabnya, masalah stunting dan gizi buruk tidak hanya menjadi tugas dinas kesehatan saja, namun harus dilakukan secara bergotong royong. 

Elvidayanty Darkasih, Indragiri Hilir. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun