"Ya harus lihat situasi air laut, saat pasang harus segera berangkat. Tidak apa-apa tiba di lokasi lebih cepat sehari daripada tidak bisa hadir."Â
Lazimnya daerah yang terisolir dan hanya bisa diakses dengan transportasi air, listrik di sini baru menyala dari pukul 17.00 WIB hingga pukul 07.00 WIB. Untuk perangkat yang membutuhkan pasokan listrik terus menerus, seperti tempat penyimpanan vaksin, puskesmas ini mengandalkan panel surya.Â
"Kalau air bersih di sini tidak ada masalah. Air yang Mbak lihat di depan, untuk cuci tangan, itu dari sumur dengan pompa artesis. Penjual air mineral isi ulang di sini pun menggunakan air itu." Cerita Kepala Puskesmas Bekawan.Â
Saya mencoba menggunakan air yang dimaksud, ternyata selain airnya jernih, rasanya juga tawar dan tidak berbau."Nelayan-nelayan di sini, banyak juga yang menggunakan air ini untuk masak atau diminum, Mbak. Sejauh ini aman saja, belum ada yang mengeluh kena diare. Asal dimasak dengan benar, sepertinya aman saja untuk dikonsumsi."
Menjelang sore, Arman dan timnya pamit dari Desa Bekawan untuk mengunjungi puskesmas-puskesmas lainnya. Kunjungan yang diharapkan bisa melihat langsung kondisi puskesmas-puskesmas yang aksesnya sulit dijangkau, mendengarkan keluhan petugas puskesmas, dan diharapkan bisa memberikan solusi serta merealisasikan janji sehingga puskesmas-puskesmas tersebut bisa melayani masyarakat dengan baik.Â
Elvidayanty Darkasih, Indragiri Hilir.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI