Lebaran kali ini masih dalam suasana pandemi. Pemerintah masih melakukan pembatasan untuk aktivitas yang menimbulkan kerumunan.Â
Bagi saya, dalam situasi apapun, suasana Idul Fitri tetap saja membuat suasana haru. Antar saudara yang sudah lama saling diam, lalu saling meminta maaf dan seketika mencairkan suasana. Anak yang hilang dari orangtua karena sesuatu hal, lalu pulang dan meminta maaf.Â
Lebaran kali ini pun semakin berbeda karena hari ini juga bertepatan dengan Hari Kenaikan Isa Al-Masih yang dirayakan penganut Kristen dan Katolik. Pada kesempatan kali ini, kepada teman-teman penghuni Kompasiana, saya mengucapkan "Selamat Hari Raya Idul Fitri" dan "Selamat Hari Kenaikan Isa Al-Masih" bagi yang merayakan, Mohon maaf lahir dan batin.Â
Apabila kita merenungkan arti kata "manusia", maka jawabannya ada di dalam kata itu sendiri. Kata "manusia", dalam bahasa Arab disebut "Al-insan" merupakan rangkaian dari dua kata, yaitu "dua uns" yang berarti "dua cinta", yaitu cinta kepada Allah, dan cinta kepada sesama manusia. Artinya, sebenarnya manusia diciptakan memiliki dimensi cinta, bukan kebencian.
Dalam Al-Qur'an, Surat Ali Imran ayat 135, Tuhan menjelaskan sifat orang yang bertakwa :Â
"Orang-orang yang apabila berbuat keji atau berbuat dosa, mereka ingat kepada Allah dan meminta maaf atas dosa-dosanya. Siapa lagi yang mengampuni dosa selain Allah. Dan ia tidak mengulangi lagi apa yang dikerjakannya padahal mereka mengetahuinya."
Ciri orang yang bertakwa bukan hanya suka memaafkan, ia juga mampu meminta maaf. Tak jarang, meminta maaf lebih sulit daripada memaafkan.Â
Manusia adalah makhluk yang berpotensi menyakiti orang lain dengan sengaja ataupun tidak sengaja. Itulah sebabnya, dengan memanfaatkan momen lebaran, kita harus mampu memaafkan kesalahan orang yang meminta maaf kepada kita.Â
Kita juga harus mau mengakui kesalahan-kesalahan kita kepada orang lain dan meminta maaf untuk hal itu. Meminta maaf dengan ketulusan hati.Â
Pejabat meminta maaf pada rakyatnya atas kebijakan yang dia buat dan ternyata merugikan banyak rakyatnya. Tapi tak cukup dengan meminta maaf saja, setelah meminta maaf dia harus memperbaiki kebijakannya agarb tidak lagi merugikan rakyatnya.Â
Dalam bukunya "Reformasi Sufistik", Jalaluddin Rahmat menceritakan sosok mantan Menteri Keuangan, Mar'ie Muhammad. Ketika Mar'ie Muhammad mengucapkan kata perpisahan, ia meminta maaf, seperti umumnya yang diungkapkan para pejabat saat mengakhiri masa tugasnya. Selain meminta maaf atas ucapan, tindakan, gerak-geriknya selama menjadi menteri, ia juga meminta maaf atas tutup mulutnya. Mar'ie Muhammad memohon maaf bukan saja untuk apa yang dia ucapkan, tetapi juga apa yang ia bungkamkan. Kita tidak tahu mengapa Mar'ie Muhammad meminta maaf untuk tutup mulutnya. Apakah karena ia pernah diam menyaksikan kezaliman, atau karena informasi yang tidak berani ia sampaikan.Â
Dalam suasana Idul Fitri, kita bisa bergabung bersama Ali bin Husain, untuk membaca Doa I'tidzar, doa meminta maaf yang pernah diucapkannya.
Ya Allah,
Aku mohon ampun kepada-Mu
Di hadapanku, ada orang yang dizalimi
Aku tidak menolongnya
Kepadaku, ada orang yang berbuat baik
Aku tidak berterima kasih kepadanya
Orang bersalah meminta maaf kepadakaku tidak memaafkannya
Orang susah memohon bantuan kepadaku
Aku tidak menghiraukanny
Ada hak orang mukmin dalam diriku
Aku tidak memenuhinya
Tampak di depanku aib mukmin
Aku tidak menyembunyikannya
Dihadapkan kepadaku dosa
Aku tidak menghindarinya
Ilahi,
Aku mohon ampun
Dari semua kejelekan itu
Dan yang sejenis dengan itu
Aku sungguh menyesal
Biarlah itu menjadi peringatan
Agar aku tidak berbuat yang sama sesudahnya
Sampailah shalawat dan salam kepada Muhammad dan keluarganya
Penyesalanku atas segala kemaksiatan
Tekadku untuk meninggalkan kedurhakaaÂ
Jadikan itu semua
Tobat yang menarik kecintaan-Mu, wahai Zat Yang Mencintai orang-orang yang bertaubat.
Elvidayanty Darkasih, Jambi
Â
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI