Mohon tunggu...
Elvidayanty Darkasih
Elvidayanty Darkasih Mohon Tunggu... Freelancer - Pekerja lepas

Email : elvi.jambi@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Ramadan Pilihan

Bantu Klarifikasi, Si Batu Tetap Dipukul Nabi Musa

3 Mei 2021   23:03 Diperbarui: 3 Mei 2021   23:39 2833
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Dalam kitab Shahih Bukhari, juz 3, nomor 3223, diriwayatkan oleh perawi hadits terkenal, Abu Hurairah, Nabi Muhammad menceritakan tentang Nabi Musa. 

Nabi Muhammad mengisahkan, Nabi Musa adalah orang yang sangat pemalu, terutama dalam hal berpakaian. Nabi Musa tidak mau mengumbar bentuk tubuhnya dan biasa menutup seluruh tubuhnya karena sifat pemalunya. 

Ternyata, kebiasaan itu menjadi bahan gunjingan kaum Bani Israil. Muncullah desas-desus negatif tentang Nabi Musa. Di antara kaum Bani Israil menuduh Nabi Musa memiliki penyakit kulit. Tuduhan tersebut menyebar dari mulut ke mulut. 

"Namun bukan Nabi kalau Allah tidak turun tangan menjernihkan suasana. Allah berketetapan membersihkan Nabi Musa dari semua tuduhan tersebut." Jelas Nabi Muhammad. 

Suatu ketika Nabi Musa mandi di sungai. Karena sendirian, Nabi Musa menanggalkan bajunya dan meletakkan di atas sebuah batu. 

Mulailah Nabi Musa mandi. Tak berapa lama Nabi Musa selesai mandi. Tapi, saat Nabi Musa hendak mengambil bajunya di atas batu, dengan kehendak Allah, batu itu malah lari dan membawa baju Nabi Musa. 

Nabi Musa tercengang dan langsung mengambil tongkatnya. Dia mengejar batu tersebut. "Hey batu! Kembalikan bajuku!," teriak Nabi Musa. 

Sampai beberapa saat Nabi Musa tidak.bisa mengejar hingga terlihat kerumunan orang Bani Israil. Mereka menatap tak berkedip ke arah Nabi Musa yang bugil, tanpa cacat. Tidak seperti yang dituduhkan oleh sebagian kaum Bani Israil kepadanya. 

Ketika sang batu berhenti berlari, Nabi Musa segera mengambil bajunya dan langsung mengenakannya. Karena masih jengkel Nabi Musa memukuli batu tersebut dengan tongkatnya. "Demi Allah, batu itu masih memiliki bekas-bekas pukulan,"ujar Nabi Muhammad  . 

Setelah kejadian itu, terbebaskan Nabi Musa dari tuduhan itu. Inilah, menurut Nabi Muhammad, yang dimaksud Allah saat berfirman, "Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu menjadi seperti orang-orang yang menyakiti Musa; maka Allah membersihkannya dari tuduhan-tuduhan yang mereka katakan. Dan adalah dia seorang yang mempunyai kedudukan terhormat di sisi Allah." (Al-Ahzab, ayat 69). 

Kisah Nabi Musa di atas mengingatkan saya pada kejadian yang baru-baru ini viral. Ketika seseorang menuduh orang lain mempraktikkan pesugihan babi ngepet. Tuduhan tanpa bukti tersebut kini justru menyusahkan perempuan itu sendiri. Diusir warga setempat dan dikecam banyak netizen di dunia maya. 

Kisah Nabi Musa menyadarkan kita bahwa Nabi pun tidak luput dari berita hoaks. Itulah sebabnya kita dianjurkan untuk tidak menelan mentah-mentah sebuah informasi. Seperti firman Allah dalam Al-Qur'an, surat Al-Hujurat ayat 6. 

"Hai orang-orang yang beriman, jika datang kepadamu orang fasik membawa suatu berita, periksalah dengan teliti agar kamu tidak menimpakan suatu musibah kepada suatu kaum tanpa mengetahui keadaannya yang menyebabkan kamu menyesal atas perbuatanmu". 

Kita harus berhenti membagikan artikel-artikel hoaks. Sudah banyak pertikaian terjadi akibat berita hoaks. Berita hoaks yang disebarkan serampangan, tidak hanya merugikan orang yang difitnah, tapi juga kepada pelaku pembuat informasi hoaks itu sendiri. 

Contohnya perempuan yang menuduh tetangganya mempraktikkan pesugihan babi ngepet, kini ia bingung mau tinggal dimana karena se-Indonesia raya menolak kehadirannya.

Juga seorang tokoh yang menuduh orang lain menggunakan pesugihan babi ngepet, bahkan sengaja membuat skenario untuk mendukung kebohongannya, kini terancam hukuman penjara 10 tahun akibat ulahnya sendiri. Dia tidak hanya merugikan diri sendiri, tapi melibatkan orang lain dengan mempermalukan mereka karena bersedia bugil untuk menangkap babi hutan yang diduga jelmaan dari pemilik pesugihan. 

Menyebarkan berita hoaks adalah dosa besar, untuk hal ini para ulama sudah sepakat. Jadi, setop menyebarkan berita bohong. Cukup Nabi Musa saja yang terpaksa harus bugil untuk mengklarifikasi tuduhan yang tidak benar terhadapnya. 

Elvidayanty Darkasih, Jambi.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ramadan Selengkapnya
Lihat Ramadan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun