Saat pulang ke Kota Jambi dan harus ke kantor, sesekali saya membawa Klempus ke kantor. Sebelum membawa Klempus ke kantor, pastikan dulu tidak ada yang alergi atau phobia dengan kucing di ruangan. Lalu meminta izin pada atasan untuk membawa kucing peliharaan.Â
"Wah...yang lain pada bawa anak ke kantor, kamu bawa kucing." Kata teman yang satu ruangan kerja dengan saya. Hari pertama membawa Klempus ke kantor menjadi heboh karena anak-anak teman saya berusaha mengajak Klempus bermain, tapi Klempus lebih suka tidur di dekat laptop saya.Â
Mungkin, karena bawaannya yang tenang dan tidak rusuh, saya tidak pernah dilarang membawa Klempus ke kantor. Hanya saja, saat teman satu ruangan saya ada yang hamil, saya tidak pernah membawa Klempus ke kantor sampai teman saya melahirkan.Â
Mengadopsi kucing memang dibutuhkan kesabaran. Kucing yang diadopsi sejak bayi, mungkin lebih mudah dilatih dan diajarkan banyak hal seperti Klempus. Â
Tidak terasa, hampir 6 tahun Klempus menjadi keluarga saya. Banyak pengalaman hidup yang kami lewati bersama. Ketika bis DAMRI rusak di perjalanan akibat menabrak seekor babi hutan, saya berdua Klempus terdampar semalaman di sebuah mushalla.Â
"Aku tuh merasa aneh kalo makan di kafe sendirian, makanya aku nggak pernah makan sendirian di kafe." Ucap kakak suatu hari.Â
"Aku malah dilihat aneh sama orang lain kalo makan berdua." Jawab saya.
"Kamu makan sama siapa?" Tanya kakak heran.Â
"Sama Klempus." Jawab saya kalem.Â