Tanpa disadari, kaki ikut bergoyang saat mendengarkan lagu "Kisah 8 Dirham" yang dinyanyikan Gita Gutawa. Lagu yang iramanya ceria dan up-beat, berbanding terbalik dengan lirik lagunya. Lagu yang menceritakan teladan Nabi Muhammad dalam bersedekah.Â
Nabi Muhammad yang tadinya ke pasar untuk membeli pakaian dengan membawa uang 8 dirham, pulang dengan tangan kosong karena semua uangnya diberikan kepada budak sahaya dan orang yang kelaparan. Setelah Nabi Muhammad membeli baju dengan sisa uang yang dia miliki, seseorang di perjalanan mengadu kepada Nabi Muhammad bahwa dia tidak punya pakaian. Nabi Muhamad akhirnya memberikan baju yang dia beli dan pulang dengan tangan kosong.Â
Bahagianya saat membahagiakan orang lain.
Senangnya bila bisa menyenangkan sesama.
Tetap memberi walau tak berpunya.
Demikian kutipan sebagian lirik lagu "Kisah 8 Dirham" yang diciptakan sendiri oleh Gita Gutawa. Jadi, mendengarkan lagu ini bikin ceria atau sedih? Saya juga bingung meskipun ini salah satu lagu favorit saya sepanjang masa.Â
Album Balada Shalawat adalah album religi Gita Gutawa yang rilis pada tahun 2010. Dari 8 lagu, ada 3 lagu yang diciptakan Gita Gutawa bersama ayahnya Erwin Gutawa. Salah satunya lagu "Lelaki Sempurna", lagu yang menceritakan sifat-sifat Nabi Muhammad, SAW. Sifat-sifat yang menjadi idaman kaum perempuan. Jujur, amanah, cerdas, dan Istiqomah. Irama lagu ini juga bisa memancing gerakan refleks kaki ikut bergoyang.Â
Lagu ketiga yang diciptakan Gita Gutawa di album Balada Shalawat adalah lagu "Surga di telapak kakimu". Lagu yang menceritakan keluasan hati seorang ibu yang sangat pemaaf terhadap anak-anaknya. Perjuangan seorang ibu yang mendidik dan membesarkan anak-anaknya, membuat surga hanya terbuka lewat restu seorang ibu. Lirik dan irama lagu "Surga di Telapak Kakimu" ini sering membuat saya meneteskan air mata saat mendengarnya. Kenangan tentang almarhumah Mama saling berkejaran di memori saya setiap.kali mendengar lagu ini.Â
Lagu "Salam Ramadan" pernah dipopulerkan Haddad Alwi. Lagu ini juga sangat menyentuh saat dinyanyikan Gita Gutawa di album Balada Shalawat. Membangkitkan kerinduan kita pada kenangan suasana Ramadan yang pernah kita lalui. Setiap Ramadan, selalu punya kenangan tersendiri. Zikir, tarawih, tadarus, sedekah, dan zakat adalah khas Ramadan yang suasananya selalu berbeda setiap tahun.Â
Lagu "Ketika Tangan dan Kaki Berkata" yang pernah dipopulerkan Chrisye  juga bisa membuat perasaan kita hanyut saat mendengarnya. Syair yang dibuat Taufik Ismail dalam lagu ini bisa membuat kita merinding.Â
Lagu "Jalan Lurus", mungkin lebih sering kita dengar sebagai "Tombo Ati" dalam versi penyanyi religi Opick. Aransemen yang apik, didukung suara Gita Gutawa yang khas, membuat lagu ini enak dinikmati saat santai.Â
Lagu terakhir di album "Balada Shalawat" adalah lagu "Idul Fitri". Lagu ini saya dengar pertamakali versi Bimbo. Â Selain aransemennya, yang menarik bagi saya adalah video klipnya. Menggambarkan keriuhan di sebuah pasar bernuansa timur tengah menjelang Idul Fitri, lengkap dengan pencopetnya.Â
Menurut saya, semua lagu religi di album ini enak didengar. Peran sang ayah, Erwin Gutawa dalam penggarapan album ini sangat menentukan kesuksesan album ini saat dirilis. "Balada Shalawat" masih menjadi satu-satunya album lagu religi Gita Gutawa, dan lewat album ini juga Gita Gutawa bersedekah, dengan menyumbangkan semua penghasilan dari album ini.Â
Nah, itulah lagu religi favorit saya, yang tidak hanya saat Ramadan saya dengarkan. Meskipun sudah lebih 10 tahun, saya belum bosan mendengarnya. Adakah yang tertarik menambahkan "Balada Shalawat" dalam playlist lagunya?Â
Elvidayanty Darkasih, Jambi.Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H