Suatu hari, seorang sahabat memberi saya hadiah tempat air mineral kemasan gelas yang diolah dari koran bekas. Kerajinan dari koran bekas tersebut dibuat oleh tangan-tangan terampil ibu-ibu Sekolah Bank Sampah Desa Penyengat Olak, Kabupaten Muaro Jambi. Sahabat saya menawarkan kerajinan tersebut untuk divernis supaya lebih awet. Tapi, saya justru punya rencana lain dengan kerajinan tersebut.Â
Karena saya punya hobi baru, yaitu decoupage, tempat air mineral dari koran bekas tersebut saya hias dengan bahan-bahan decoupage. Hasilnya, selain lebih menarik, juga bisa lebih awet karena cat akrilik dan vernisnya.Â
Melihat hasil decoupage saya, sahabat saya tertarik dan meminta saya berbagi ilmu tentang decoupage kepada ibu-ibu di Sekolah Bank Sampah. Sahabat saya berharap, dengan di-decoupage, produk kerajinan yang dibuat ibu-ibu tersebut bisa lebih menarik dan punya harga jual yang lebih tinggi. Selain membuat wadah air mineral kemasan gelas, ibu-ibu di Sekolah Bank Sampah juga membuat berbagai tempat penyimpanan, vas bunga, bahkan topi yang bahannya dari koran dan majalah bekas.Â
Saya menyambut baik ide dan permintaan sahabat saya tersebut. Namun, karena bahan utama untuk kerajinan decoupage tidak tersedia di kota saya, saya meminta waktu untuk menyiapkan bahan pelatihan. Saya memesan semua bahan kerajinan decoupage lewat marketplace langganan saya. Beberapa bahan berbentuk cairan seperti cat akrilik, gesso (cat dasar) juga vernis. Agar pengiriman bahan-bahan tersebut bisa aman dalam proses pengiriman dan segera tiba di tempat saya, saya memilih jasa pengiriman JNE. Hanya 3 hari dari waktu saya memesan barang, pesanan saya dari Bandung tiba di Kota Jambi dengan selamat.Â
Berkat jasa kurir JNE, saya bisa segera berbagi pengetahuan dan keterampilan bersama ibu-ibu yang luar biasa dari Sekolah Bank Sampah. Saat saya tiba di rumah penduduk yang ditunjuk sebagai lokasi pelatihan decoupage, semua peserta sudah siap dengan kerajinan dari koran bekasnya masing-masing. Ibu-ibu peserta pelatihan semakin bersemangat belajar saat saya mengatakan semua bahan pelatihan decoupage akan saya hadiahkan untuk Sekolah Bank Sampah agar ibu-ibu bisa terus belajar. Saya juga menjelaskan bagaimana bahan-bahan tersebut bisa dipesan karena belum ada yang menjualnya di Jambi, dan tentu saja lewat JNE bahan-bahan tersebut akan tiba dengan kondisi yang baik di Sekolah Bank Sampah.Â
Semangat berbagi, memberi, dan menyantuni bisa mempertemukan saya dengan ibu-ibu dari Sekolah Bank Sampah ini. Dari sebuah hadiah yang diberikan seorang sahabat, saya bisa punya kesempatan berbagi hobi yang bermanfaat bagi orang lain. Saya juga belajar bagaimana ibu-ibu ini, dengan penuh kesabaran, mengolah koran dan majalah bekas menjadi berbagai benda dan aksesoris yang menarik. Selain punya nilai ekonomis, Sekolah Bank Sampah ini juga membantu mengurangi dampak buruk lingkungan akibat pengelolaan sampah yang buruk.Â
Berbagi, memberi, dan menyantuni tidak selalu dalam bentuk materi. Dari sebuah hobi dan keterampilan, kita juga bisa berbagi sesuatu yang bermanfaat dan berharga bagi orang lain. Saya sudah cukup bahagia ketika melihat wajah bahagia ibu-ibu tersebut, melihat mereka senang dengan hasil pelatihan yang mereka dapat dari saya, sambil menimang-nimang kerajinan koran bekas yang berhasil di-decoupage.Â
Elvidayanty Darkasih, Jambi.Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H