Oatmeal adalah stok bahan makanan wajib buat saya. Saya mulai rutin mengkonsumsi oatmeal sejak sekitar 7 tahun lalu, saat saya divonis dokter kena penyakit thypus. Saya harus berhati-hati dengan makanan yang dikonsumsi. Salah satu makanan yang cukup aman saya konsumsi adalah oatmeal.Â
Sering belanja ke pasar tradisional membuat saya akrab dengan beberapa pedagang langganan. Seringkali saya ditawari gratis sisa bahan makanan yang tidak laku dijual.Â
"Sayang, Kak. Daripada dibuang, Kakak bawa pulang aja. Kakak bisa bagi-bagi ke tetangga atau orang yang kost di tempat Kakak." Kata pedagang langganan saya.Â
Bahan makanan yang tidak laku itupun saya bawa pulang, saya juga sayang kalo bahan makanan yang masih layak dikonsumsi itu berakhir di tong sampah pasar tradisional. Sebagian besar makanan sisa yang saya bawa pulang itu saya olah dengan campuran oatmeal.Â
Suatu hari saya dikasih pisang dan ubi jalar berwarna ungu. Ubi ungu saya rebus, lalu dihaluskan. Ubi ungu tersebut saya campur dengan potongan pisang, oatmeal, telur dan baking powder.Â
Adonan tersebut lalu saya tuang ke cetakan kue, lalu dipanggang. Dengan dipanggang, makanan ini bisa bertahan selama 2 hari dikonsumsi.Â
Kadang, hasil makanan yang saya olah, saya bawa lagi ke pasar dan diberikan ke pedagang yang memberikan bahan makanan tersebut.Â
"Wah...jadi kue seenak ini ubi dan pisang kemarin ya, Kak."Â
Pedagang yang menerima makanan tersebut sangat senang dan berterimakasih, saya tentu saja sangat bahagia karena merasa sangat dihargai. Bukan itu saja, saya juga bisa mengurangi bahan makanan yang terbuang sia-sia.Â
Selain diolah menjadi kudapan yang manis, oatmeal panggang juga bisa diolah dengan campuran sayuran dengan tambahan rasa asin dan gurih.Â
Kadang, ada juga pedagang yang memberikan saya sayuran seperti wortel, daun seledri atau bayam. Saya mencampur sayuran tersebut dengan oatmeal, garam, telur, baking powder dan kaldu daging.Â
Kadang, sayuran sisa yang diberikan pedagang ke saya, saya olah jadi kerupuk. Biasanya saya jadikan campuran kerupuk jika yang dikasih sayur wortel, bayam, seledri dan daun kemangi.Â
Dengan campuran tepung terigu, telur, garam, dan pengembang roti (yeast). Sayuran tersebut berubah nama menjadi kerupuk sayur. Dengan diolah jadi kerupuk, makanan ini bisa awet hingga satu bulan.Â
Semangat berbagi dan tidak segera membuang bahan makanan yang masih layak ke tong sampah mulai tumbuh diantara saya dan beberapa pedagang.Â
Saya yang memang suka memasak dan uji coba berbagai resep, sangat senang diberi bahan gratis untuk diolah.Â
Para pedagang juga sangat senang bisa menghemat uang jajan karena hasil olahan makanan yang selalu saya bawa lagi ke pasar. Semakin hari, semakin banyak yang memberikan saya bahan makanan gratis.Â
Semakin banyak yang memberi, semakin banyak juga yang bisa diberi, dan semakin banyak juga bahan makanan yang bisa diselamatkan dari tong sampah.
Elvidayanty Darkasih, Jambi. Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H