Mohon tunggu...
Elvi Anita Afandi
Elvi Anita Afandi Mohon Tunggu... Lainnya - FAIRNESS LOVER

Maka berlomba-lombalah dalam kebaikan.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Terlalu Sulitkah Menghargai "Pembantu" Rumah Tangga Kita?

5 September 2024   15:04 Diperbarui: 5 September 2024   16:46 48
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi. Kelelahan, pekerjaan bertubi-tubi. Sumber: Inilahkoran.

Ilustrasi. Kelelahan, pekerjaan bertubi-tubi. Sumber: Inilahkoran.
Ilustrasi. Kelelahan, pekerjaan bertubi-tubi. Sumber: Inilahkoran.

Dari sisi PRT itu sendiri, ketidakberdayaan ekonomi yang menyebabkan ketergantungan, banyak PRT yang mungkin tidak merasa memiliki suara atau kekuatan untuk menuntut penghargaan yang layak, yang kemudian membuat majikan merasa tidak perlu memberikan penghargaan yang semestinya. Keterjepitan para PRT membuat mereka pasrah, menerima, sedang para majikan makin berkuasa dan merasa sangat dibutuhkan.

Dari sisi majikan, ada juga yang mengindikasikan eksistensi para majikan yang minim akan pendidikan terkait hak pekerja baik dari sisi hukum maupun agama. Banyak majikan mungkin tidak menyadari atau tidak melihat hak-hak PRT sebagai pekerja yang memiliki hak yang sama seperti pekerja lain, termasuk hak atas penghargaan dan perlakuan yang layak.

Itulah beberapa situasi dan keadaan yang menjadikan ART kurang bahkan tidak dihargai, bik dari sisi ARTnya maupun dari sisi si majikan.

4.Penutup

Menghargai PRT seharusnya menjadi bagian dari etika dan keadilan dalam memperlakukan sesama manusia, terlepas dari posisi atau pekerjaan mereka. Dengan memperlakukan PRT dengan baik dan manusiawi, Anda tidak hanya akan membuat mereka merasa dihargai, tetapi juga menciptakan lingkungan kerja yang lebih harmonis bahkan keberkahan dari Allah swt, sehingga kita tidak perlu menjawab pertanyaan: Terlalu sulitkah menghargai "pembantu" rumah tangga kita? Wallahu a'lam.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun