Kami sudah berihram dan melaksanakan salat sunah ihram, niat ihram haji dari hotel masing-masing pagi itu.
Dari Hotel Al Taqwa Royal Tower, Misfalah, Makkah, aku dan rombongan menuju Arafah untuk menghadiri dan menjadi peserta pelantikan haji oleh Allah Swt. Kata Nabi Saw., "Al hajju 'Araafah." Haji adalah Arafah. Tanpa hadir di Arafah maka seseorang yang datang, dari manapun jauhnya, tidaklah dinyatakan sebagai haji.
Karena itulah, jemaah yang sedang opname di rumah sakitpun, akan tetap dibawa ke Arafah dengan ambulan dan perlengkapannya untuk disafariwukufkan beberapa saat dan  dilantik menjadi haji. Setelahnya kemudian segera dikembalikan ke rumah sakit.
Arafah terletak sekitar 22 km di sebelah Tenggara Masjidilharam, meliputi area seluas sekitar 10,5 km pesegi, dimana terdapat rambu-rambu di sepanjang jalan yang menandai batas-batas Arafah. Di sinilah para jamaah haji berkumpul, berhenti sejenak. Wukuf di Arafah. Wukuf artinya berhenti atau berdiam diri. Berdiam diri untuk merenung, bertafakkur dimulai dari setelah matahari tergelincir (ba'da zawal) 9 Zulhijah sampai dengan terbit fajar 10 Zulhijah. Namun wukuf dinilai tetap sah meski dilaksanakan sesaat selama dalam rentang waktu tersebut.
"Haji adalah (wukuf di) Arafah. Siapa yang datang (di Arafah) pada hari Nahar malam sebelum fajar terbit, dia terhitung melakukan wukuf." (HR Tirmidzi, Ahmad, Abu Daud, Nasa'i dan Ibnu Majah).
Wukuf di Arafah menjadi rukun haji mutlak yang artinya jika tidak dilakukan maka haji seseorang tidak sah. Karenanya, wukuf harus dijalankan terlepas bagaimanapun kondisi jemaah.
"Setiap bagian tanah Arafah adalah sah untuk wukuf."
Di Arafah-lah turun ayat yang menurut sebagian ulama adalah ayat terakhir. "Pada hari ini telah Kusempurnakan agamamu, dan telah Kucukupkan nikmatKu kepadamu dan telah Kuridhai Islam sebagai agama bagimu." (QS. Almaidah: 3).
Tempat ini dinamakan Arafah karena Adam dan Hawa bertemu dan saling mengenal kembali. Begitu diceitakan dalam buku Sejarah Makkah. Ta'aruf seakar kata dengan Arafah. Ada juga pendapat ahli yang mengatakan Malaikat Jibril mengajarkan kepada Ibrahim tentang manasik haji. Jibril bertanya kepada Ibrahim, "Sudah mengertikah kamu?" Jawab Ibrahim "'Araftu." (ya, aku sudah mengerti). Sedang Ibnu Abbas berpendapat, dinamakan Arafah karena disanalah manusia mengakui, ya'tarifu, dosa dan kesalahan-kesalahannya.