Di penghujung Ramadan, suasana mulai terasa penuh dengan antusiasme menyambut hari kemenangan: Hari Raya Idul Fitri atau yang lebih dikenal sebagai Lebaran. Saatnya untuk bersuka cita dengan keluarga dan kerabat, merayakan momen kebersamaan yang penuh berkah setelah menjalani bulan suci penuh peningkatan spiritual. Namun, di tengah kesibukan menyongsong kegembiraan ini, terkadang kita bisa terjebak dalam hiruk pikuk persiapan materi, terutama dalam hal mempersiapkan kue dan kebutuhan lain yang menyertainya.
Sungguh, tak dapat dipungkiri bahwa momen memasuki Ramadan hingga menjelang Lebaran kerap menjadi ajang di mana kita memperhatikan detail-detail dunia material. Rencana pembelian bahan kue, dekorasi rumah, atau bahkan pilihan baju yang akan dipakai di hari kemenangan menjadi sorotan utama. Namun, di balik keriuhan persiapan tersebut, adakah kita tetap berpegang teguh pada esensi sejati Ramadan, yaitu peningkatan ibadah dan kualitas spiritual?
Bersamaan dengan kehebohan menyiapkan kue-kue lezat dan keperluan lainnya, menjadikan seseorang seseorang mudah terjebak hingga melalaikan pentingnya meningkatkan kualitas ibadah hingga di hari-hari terakhir Ramadan. Momen membangun fondasi spiritual yang kokoh, memperbanyak ibadah, introspeksi diri, dan memperbaiki hubungan dengan sesama ini belum tuntas. Esensi Idul Fitri adalah kembali kepada kesucian dan kebersihan hati, bukan fokus menyiapkan hal-hal yang besifat material, jangan tanggung.
Benar, secara tradisi memang menjadi kelumrahan menyiapkan keperluan Idul Fitri atau Lebaran dengan berbagai hal yang sifatnya material: pakaian, makanan, dan ruangan yang nyaman. Mungkin karena akan banyak tamu yang hadir menggoda orang untuk menyiapkan penghormatan sebaik mungkin bagi para tamu terutama handai taulan. Disinilah ”jebakannya”, dilemanya. Orang menjadi lengah akan fokus ibadah Ramadannya, bahkan ”bocor alus” mengeluarkan benih-benih pamer ke depannya.
Menyikapi dilema antara kesibukan mempersiapkan keperluan lebaran dan peningkatan ibadah di penghujung Ramadan merupakan hal yang penting untuk dihadapi dengan bijaksana. Berikut beberapa langkah yang dapat kita pertimbangkan:
Prioritaskan Ibadah
Meskipun persiapan untuk Lebaran penting, ingatlah bahwa Ramadan adalah bulan yang penuh berkah, artinya segala kebaikan dilipatgandakan pahalanya. Bulan big sale pahala, di mana ibadah memiliki nilai yang sangat tinggi. Prioritaskan ibadah di penghujung Ramadan, seperti shalat tarawih, tilawah Al-Quran, dzikir, doa, sedekah, zakat terbaik, memberikan takjil dan seterusnya.
Buat Perencanaan
Lakukan perencanaan dengan baik untuk membagi waktu antara persiapan Lebaran dan ibadah. Tetapkan prioritas yang jelas, seperti waktu untuk ibadah, waktu untuk persiapan Lebaran, dan waktu untuk istirahat. Dengan begitu kita dapat mengalokasikan waktu secara efisien.
Manfaatkan Waktu secara Efisien
Gunakan waktu sebaik mungkin untuk beribadah, baik di pagi hari, siang, atau malam hari. Misalnya, Anda dapat menggunakan waktu siang untuk menyelesaikan tugas-tugas persiapan Lebaran, sementara malam hari bisa dialokasikan untuk ibadah.
Sederhanakan Persiapan Lebaran
Anda tidak perlu melakukan persiapan Lebaran yang berlebihan. Fokuslah pada hal-hal yang penting dan sederhana. Jika memungkinkan, Anda juga dapat meminta bantuan keluarga atau teman untuk membantu dalam persiapan Lebaran. Memesan dan membeli kue kepada kawan-kawan Anda ini jauh lebih baik. Ini bukan saja menhemat waktu tetapi juga menyenangkan mereka.
Jaga Keseimbangan
Penting untuk menjaga keseimbangan antara ibadah dan persiapan Lebaran. Jangan sampai kesibukan persiapan Lebaran menghalangi Anda untuk melaksanakan ibadah dengan baik. Sebaliknya, jangan biarkan persiapan Lebaran Anda mengganggu kualitas ibadah.
Berdoa dan Tawakkal
Selalu berdoa kepada Allah untuk memberikan kemudahan dalam menjalani Ramadan dan persiapan Lebaran. Percayalah bahwa Allah akan memberikan kemudahan kepada hamba-Nya yang tekun beribadah dan berserah diri.
Evaluasi Diri
Setelah Ramadan dan Lebaran berlalu, luangkan waktu untuk mengevaluasi diri. Tinjau kembali bagaimana kita berhasil mengelola waktu antara ibadah dan persiapan Lebaran. Hal ini dapat membantu kita untuk lebih baik dalam menghadapi situasi serupa di masa mendatang.
Dengan memperhatikan langkah-langkah tersebut, diharapkan kita dapat mengatasi dilema antara kesibukan mempersiapkan keperluan Lebaran dengan peningkatan ibadah di penghujung Ramadan dengan lebih baik. wallahu a'lam.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H