Pemilu 2014: Terdapat beberapa insiden kecurangan dan ketidaknetralan dalam penyelenggaraan pemilu, seperti pemalsuan surat suara, intimidasi pemilih, dan berbagai insiden kekerasan politik. (Aspinall, E., & Mietzner, M. (2018). Problems of electoral management in Indonesia: the 2014 legislative and presidential elections in comparative perspective. Bulletin of Indonesian Economic Studies, 54(1), 1-24).
Pemilu 2019: Pemilu ini juga diwarnai oleh berbagai kontroversi terkait dengan kecurangan, intimidasi, dan ketidaknetralan penyelenggara pemilu. Terdapat laporan tentang pemalsuan surat suara, intimidasi terhadap pemilih, serta konflik politik yang meningkat di beberapa daerah. ( Mietzner, M. (2020). Electoral dynamics in Indonesia's local politics: evidence from the 2019 simultaneous local elections. Bulletin of Indonesian Economic Studies, 56(2), 197-222).
Welly Wirman dan Genny Gustina Sari menulis dalam Communicology: Jurnal Ilmu Komunikasi Tahun 2020 dengan judul "Hiperialitas Media Pada Pemilihan Umum Indonesia Tahun 2019"
Penyebab utama dari ricuh, intimidasi, dan kecurangan dalam pemilu di Indonesia dapat bervariasi, termasuk persaingan politik yang sengit, kelemahan dalam sistem pengawasan, serta campur tangan aktor politik yang tidak bertanggung jawab. Melalui analisis literatur seperti yang disebutkan di atas, dapat dipahami bahwa pemilu di Indonesia sering kali menjadi arena konflik politik yang kompleks.
Tidak lama lagi bangsa Indonesia menghadapi masa Pemilu 2024, akankah berjalan dengan damai? Semoga saja.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H