Mohon tunggu...
Elvi Anita Afandi
Elvi Anita Afandi Mohon Tunggu... Lainnya - FAIRNESS LOVER

Maka berlomba-lombalah dalam kebaikan.

Selanjutnya

Tutup

Politik

Berharap Pemilu Damai, Belajar dari Sejarah

7 Februari 2024   14:57 Diperbarui: 7 Februari 2024   15:09 126
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber: Polres Kebumen on Instagram

Pemilu 2014: Terdapat beberapa insiden kecurangan dan ketidaknetralan dalam penyelenggaraan pemilu, seperti pemalsuan surat suara, intimidasi pemilih, dan berbagai insiden kekerasan politik. (Aspinall, E., & Mietzner, M. (2018). Problems of electoral management in Indonesia: the 2014 legislative and presidential elections in comparative perspective. Bulletin of Indonesian Economic Studies, 54(1), 1-24).

Pemilu 2019: Pemilu ini juga diwarnai oleh berbagai kontroversi terkait dengan kecurangan, intimidasi, dan ketidaknetralan penyelenggara pemilu. Terdapat laporan tentang pemalsuan surat suara, intimidasi terhadap pemilih, serta konflik politik yang meningkat di beberapa daerah. ( Mietzner, M. (2020). Electoral dynamics in Indonesia's local politics: evidence from the 2019 simultaneous local elections. Bulletin of Indonesian Economic Studies, 56(2), 197-222).

Welly  Wirman dan Genny Gustina Sari menulis dalam Communicology: Jurnal Ilmu Komunikasi Tahun 2020 dengan judul "Hiperialitas Media Pada Pemilihan Umum Indonesia Tahun 2019"

Penyebab utama dari ricuh, intimidasi, dan kecurangan dalam pemilu di Indonesia dapat bervariasi, termasuk persaingan politik yang sengit, kelemahan dalam sistem pengawasan, serta campur tangan aktor politik yang tidak bertanggung jawab. Melalui analisis literatur seperti yang disebutkan di atas, dapat dipahami bahwa pemilu di Indonesia sering kali menjadi arena konflik politik yang kompleks.

Tidak lama lagi bangsa Indonesia menghadapi masa Pemilu 2024, akankah berjalan dengan damai? Semoga saja.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun