Seenak apapun makanan dihidangkan,
senyaman apapun tempat istirahat disiapkan,
seindah apapun pemandangan dihadapan,
sesejuk apapun cuaca dianugerahkan,
setinggi apapun kedudukan,
setulus apapun curahan cinta,
semakmur apapun ekonomi,
sebesar apapun dukungan keluarga.
Jika ada orang yang berbuat salah padamu, kamu simpan,
jika ada lagi orang yang berbuat salah, kamu simpan,
ini hati penuh dengan kekesalan,
ini hati penuh dengan kemarahan,
makan keju teringat dendam dulu,
makan roti teringat dendam tempo hari,
minum kopi teringat dendam yang ini,
minum susu teringat dendam yang itu.
Hidup ini terasa ringan karena semua kesal sudah lepas
hidup ini terasa damai karena semua amarah berada di luar hati
hidup ini terasa berarti karena semua masalah hanya untuk dihadapi
tidak disimpan di hati
Ah, sulitnya...
bagaimana kamu disakiti dan kamu bisa menerima
bagaimana kamu ditipu dan kamu bisa memaafkan
bagaimana kamu direndahkan dan kamu bisa mengampuni
Itulah sifat haliim ...
Allah Al-Haliim - Maha Penyantun,
menahan diri, tidak gegabah bertindak
lembut, tidak kasar merespon masalah
lunak, tidak karas bertindak
mudah memaafkan, tidak pendendam
perlahan dalam bertindak, tidak tergesa-gesa
tenang dalam mengatur emosi
Hati yang haliim: makan keju terasa keju,
makan roti terasa roti,
minum kopi terasa kopi,
minum susu terasa susu,
bukan terasa sekam apalagi api.
Hati yang haliim,
memberi kesempatan kepada yang berdosa menyadari dosanya
memberi kesempatan kepada yang berdosa untuk bertaubat.
(Megamendung, 29 Okt 2023)
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H