"Barangsiapa yang beriman kepada Allah dan hari akhir hendaklah berkata benar atau diam.", hadits Muttafaq ‘alaih, Al-Bukhāri no. 6018; Muslim no.47, dari Abū Hurairah ra.
Banyak orang yang akhirnya mendapatkan celaka karena lisannya dan sebaliknya selamat justru karena diamnya.
Pepatah Arab menyebutkan: سَلَامَةُ اْلإِنْسَانِ فِي حِفْظِ اللِّسَانِ
artinya: “Keselamatan manusia terletak dalam menjaga lisannnya.” Pepatah itu mengingatkan sedemikian kuat hubungan antara keselamatan seseorang dengan kemampuan menjaga lisannya.
Ada beberapa jenis diam sebagai ekpresi atau respon seseorang terhadap suatu permasalahan yang dilatarbelakangi oleh bermacam-macam penyebab. Hal ini menjadikan dampak bersikap diam juga bermacam-macam. Ada yang dengan diam menjadi “emas” dalam arti menimbulkan kemaslahatan, namun ada pula dengan diam malah menjadi masalah yang besar.
Tentu saja semuanya bergantung kepada niat, cara, situasi, juga kondisi pada diri yang bersangkutan dan lingkungannya. Artinya sangat ditentukan oleh konteksnya.
Beberapa jenis diam di antaranya:
a. Diam Iri/Dengki - Jahat
Diam karena memang memiliki niat busuk atau jahat dilatarbelakangi oleh rasa iri atau dengki. Diamnya dia menyebabkan orang lain merugi atau celaka. Misalnya, seseorang mengetahui bahwa lelaki yang akan menikahi anak kawannya berada dalam masalah hukum, tersangkut masalah narkoba dan pemalsuan uang. Saat pesta pernikahan dilangsungkan barulah diketahui bahwa sip ria sedang dalam tahanan polisi. Pesta tetap digelar bersyukurnya akad tidak dilangsungkan. Contoh yang lain, seseoarang mengetahui bahwa lokus tujuan tempat berkemah rawan longsong, tetapi dia diam saja. Dan naasnya pada hari yang ditentukan longsor benar-benar terjadi. Ini adalah diam yang keji.
b. Diam Khianat - Jahat
Ini diamnya orang jahat karena untuk mencelakakan orang lain. Diam pada saat orang lain membutuhkan kesaksian yang dapat menyelamatkan orang lain. Ini juga adalah diam yang keji.
c. Diam Malas
Diam pada saat orang memerlukan perkataannya, dia enggan berbicara hanya semata-mata karena merasa sedang tidak mood, tidak berselera atau malas.
d. Diam Sombong
Ini pun termasuk diam negatif karena dia bersikap diam berdasarkan anggapan bahwa orang yang diajak bicara tidak selevel dengannya.