Mohon tunggu...
Elvi Anita Afandi
Elvi Anita Afandi Mohon Tunggu... Lainnya - FAIRNESS LOVER

Maka berlomba-lombalah dalam kebaikan.

Selanjutnya

Tutup

Ramadan Pilihan

Sayang Sekali Jika Tidak Melaksanakan Puasa Sunnah Syawal

27 April 2023   11:20 Diperbarui: 27 April 2023   11:23 406
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Sebagaimana diriwayatkan dalam sebuah hadits shahih dari Abu Ayyub r.a. bahwa Rasulullah Saw. bersabda yang artinya: "Barangsiapa berpuasa pada bulan Ramadan lalu diiringinya dengan puasa enam hari bulan Syawal, berarti ia telah berpuasa setahun penuh." (HR: Muslim, Abu Dawud, At-Tirmidzi, An-Nasa'i dan Ibnu Majah)


Rasulullah telah menjabarkan lewat sabda beliau: "Barangsiapa mengerjakan puasa enam hari bulan Syawal selepas 'Idul Fitri berarti ia telah menyempurnakan puasa setahun penuh. Dan setiap kebaikan diganjar sepuluh kali lipat."

Dalam sebuah riwayat, yang artinya: "Allah telah melipatgandakan setiap kebaikan dengan sepuluh kali lipat. Puasa bulan Ramadan setara dengan berpuasa sebanyak sepuluh bulan. Dan puasa enam hari bulan Syawal yang menggenapkannya satu tahun." (HR: An-Nasa'i dan Ibnu Majah dan dicantumkan dalam Shahih At-Targhib).

Ibnu Khuzaimah meriwayatkan dengan lafazh: "Puasa bulan Ramadan setara dengan puasa sepuluh bulan. Sedang puasa enam hari bulan Syawal setara dengan puasa dua bulan. Itulah puasa setahun penuh."

Para ahli fiqih madzhab Hambali dan Syafi'i menegaskan bahwa puasa enam hari bulan Syawal selepas mengerjakan puasa Ramadan setara dengan puasa setahun penuh, karena pelipatgandaan pahala secara umum juga berlaku pada puasa-puasa sunnat, dan juga setiap kebaikan dilipat gandakan pahalanya sepuluh kali lipat.

Salah satu manfaat terpenting dari pelaksanaan puasa enam hari bulan Syawal ini adalah menutupi kekurangan puasa wajib pada bulan Ramadan. Sebab puasa yang kita lakukan pada bulan Ramadan pasti tidak terlepas dari kekurangan atau dosa yang dapat mengurangi keutamaannya.

Ini menyerupai kasus shalat wajib dan shalat sunnah, sebagaimana sabda Rasulallah Saw., yang artinya: "Amal ibadah yang pertama kali di hisab pada Hari Kiamat adalah shalat. Allah Ta'ala berkata kepada malaikat -sedang Dia Maha Mengetahui tentangnya : "Periksalah ibadah shalat hamba-hamba-Ku, apakah sempurna ataukah kurang. Jika sempurna maka pahalanya ditulis utuh sempurna. Jika kurang, maka Allah memerintahkan malaikat: "Periksalah apakah hamba-Ku itu mengerjakan shalat-shalat sunnat? Jika ia mengerjakannya maka tutupilah kekurangan shalat wajibnya dengan shalat sunnat itu." Begitu pulalah dengan amal-amal ibadah lainnya." (HR: Abu Dawud) Wallahu a'lam.

(Sumber Rujukan: Islam Tanya & Jawab, Syeikh Muhammad Sholih Al-Munajid)

  1. Bolehkah mendahulukan puasa sunnah syawal sebelum qadha, atau
  2. Bolehkah menggabungkan dua niat qadha dan sunnah syawal, apakah pahalanya bisa berlipat?
  3. Bagaimana cara berpuasa Syawwal, haruskan berurutan atau bolehkan terpisah-pisah harinya selama bulan Syawwal?
  4. Bagaimana hukum puasa sunnah termasuk puasa Syawwal bagi Wanita yang bersuami atau memiliki bayi?

Ikuti edisi tulisan selanjutnya.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ramadan Selengkapnya
Lihat Ramadan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun