Mohon tunggu...
Elvi Anita Afandi
Elvi Anita Afandi Mohon Tunggu... Lainnya - FAIRNESS LOVER

Maka berlomba-lombalah dalam kebaikan.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

BRUS, Antisipasi Pernikahan Dini: Jalin Komunikasi Efektif, Dengarkan Pengalaman Remaja

12 Oktober 2022   12:46 Diperbarui: 12 Oktober 2022   12:49 216
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Kegiatan Bimbingan Remaja Usia Sekolah - KUA Cisarua Kemenag Kab. Bogor/dokpri

Beberapa kali saya sempat mengobrol santai bersama remaja dengan topik seputar penikahan dini dengan berbagai sebab dan latar belakangnya. Nyatanya, bagi mereka faktor terpenting yang harus ada untuk mengantisipasi pernikahan dalam suasana ketidaksiapan adalah jalinan komunikasi yang efektif  dengan orang-orang dewasa di sekitarnya, terutama tentu saja orang terdekat seperti orang tua atau keluarga besar ( tante, paman, kakek, nenek, kakak-kakak dan seterusnya).

Perlunya Komunikasi Efektif

Komunikasi secara singkat dapat dikatakan sebagai  suatu proses penyampaian pikiran dan perasaan melalui bahasa, pembicaraan, mendengar, gerak tubuh atau ungkapan emosi

Menurut para ahli, komunikasi yang baik antara remaja dengan orang-orang dewasa di sekitarnya akan dapat membangun hubungan yang harmonis satu sama lain, sehingga terbentuk suasana keterbukaan: remaja tidak segan berbicara atau bercerita kepada orang tuanya saat menghadapi masalah dan sebaliknya para remaja dapat mendengarkan dan menghargai saat orang tua mereka berbicara. Suasana ini akan membantu para remaja menyelesaikan masalahnya.

Keluhan dan Harapan

Hasil obrolan saya tersebut, menunjukkan rata-rata remaja ini mengeluhkan kondisi komunikasi dengan orang tua yang cenderung tidak mau atau ogah-ogahan mendengarkan. 

Para orang tua lebih memilih banyak berbicara memberikan petuah-nasihat bahkan kadang menyudutkan dibanding mendengarkan. Para orang tua, mereka nilai  selalu merasa lebih tahu banyak daripada anak.

Harapan anak-anak ini sebenarnya ringan saja, tidak memerlukan biaya secara finansial. Hanya membutuhkan waktu dan kesabaran. Mereka berharap orang tuanya bersedia mendengar apa yang yang mereka keluhkan atau alami terlebih dahulu dan lebih memberi kesempatan mereka  mengemukakan pendapatnya. 

Jika ada permasalahan yang mungkin tidak diinginkan para orang tua, hendaknya dicoba untuk menerima dahulu kenyataan yang dialami anak remaja dan memahaminya. 

Alih-alih mendengarkan, para orang tua terkadang memberikan kesan putus asa dan marah-marah karena tidak tahu lagi apa yang harus diperbuat dalam mengahadapi mereka.

Pentingnya Mendengarkan Efektif

Sikap kesediaan mendengarkan sangat dibutuhkan mereka terutama disaat mereka sedang mengalami masalah dan menunjukkan emosi yang kuat atau dalam mkondisi dapat ditangkap  bahwa perasaannya sedang tidak baik-baik saja.

Sikap mendengar efektif merupakan cara mendengar dan menerima perasaan serta memberi tanggapan yang bertujuan menunjukkan kepada remaja bahwa orang tua sungguh-sungguh telah menangkap pesan serta perasaan yang terkandung didalamnya, sehingga orang tua dapat memahami remaja seperti yang mereka rasakan bukan seperti apa yang orang tua lihat atau  sangka.

Sikap mendengar efektif memberikan dampak yang tidak sepele. Sikap ini akan membantu remaja untuk mengenal, menerima dan mengerti perasaannya sendiri serta menemukan cara mengatasi perasaan dan masalahnya; bisa menumbuhkan rasa hangat dan mengakrabkan hubungan antara orang tua dengan remaja, merasa dirinya dianggap penting, berharga dan diterima.

Anak yang merasa dirinya diterima dan dipahami cenderung akan mudah menerima dan memahami orang lain. Orang tua yang terbiasa mendengarkan apa yang dirasakan anak remajanya, biasanya mendapatkan fitback sebanding, sang anak juga dengan mudah bersedia mendengarkan orang tuanya sehingga mudah terjalin hubungan yang baik dan kerjasama.

"Sikap mendengar efektif" dapat diwujudkan dalam kontak mata, memberikan dorongan, tidak memotong pembicaraan, bersikap wajar, menunjukkan minat dengan menghindari tindakan-tindakan yang mengganggu (seperti sambil memperhatikan aktivitas HP, memainkan pena, melihat jam), memperhatikan dan menyimak apa yang dikatakan anak  dan perhatikan ekspresi atau bahasa tubuh anak.  

Kenali perasaan mereka: perasaan negatif seperti marah, kesal, bosan, bingung, kecewa, frustasi, merasa tidak diperhatikan, kaget, ragu-ragu, tidak nyaman, merasa tidak dicintai, dan sebagainya. Kenali juga perasaan positif mereka seperti berani, puas, yakin pada kemampuan diri, senang, berminat, bangga, hebat, dan sebagainya.

Penyerahan sertifikat simbolik kepada peserta kegiatan BRUS/dokpri
Penyerahan sertifikat simbolik kepada peserta kegiatan BRUS/dokpri

Moment forum kegiatan BRUS -- Bimbingan Remaja  Usia Sekolah di seluruh Indonesia ini memang secara spesifik difokuskan sebagai upaya pemerintah dalam menekan pernikahan di usia dini. 

Namun bahasan terkait komunikasi efektif antara orang tua dan remaja tentu menjadi satu bahasan yang dibutuhkan secara lebih luas, dalam upaya menangani isu negatif lain yang berhubungan dengan remaja.

(Ciawi, @elviaa - 221012)

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun