4. Fleksibilitas dalam Kurikulum:
Sistem Tradisional: Kurikulum seringkali bersifat tetap dan standar untuk semua siswa. Pembelajaran difokuskan pada mata pelajaran inti.
Sistem Kontemporer: Pendidikan kontemporer menekankan fleksibilitas dalam kurikulum, memungkinkan siswa untuk memilih mata pelajaran sesuai minat dan bakat mereka. Pendekatan ini bertujuan untuk menghasilkan lulusan yang lebih beragam dalam pengetahuan dan keterampilan.
5. Pemberdayaan Siswa:
Sistem Tradisional: Siswa memiliki peran pasif dalam pembelajaran, dengan sedikit ruang bagi mereka untuk mengemukakan pendapat atau mengeksplorasi minat pribadi.
Sistem Kontemporer: Siswa diberdayakan untuk mengambil peran aktif dalam pembelajaran. Mereka didorong untuk mengeksplorasi minat mereka sendiri, mengembangkan proyek-proyek mandiri, dan menjadi agen perubahan dalam komunitas mereka.
Dalam menyimpulkan, perbandingan antara sistem pendidikan tradisional dan kontemporer menyoroti transformasi signifikan dalam pendekatan pembelajaran. Sistem pendidikan yang efektif akan memadukan elemen-elemen positif dari kedua sistem ini, menciptakan lingkungan pembelajaran yang holistik, adaptif, dan relevan dengan kebutuhan peserta didik di era modern. Membangun masa depan pendidikan yang lebih baik memerlukan terus-menerusnya refleksi, penyesuaian, dan kreativitas dalam merancang sistem pendidikan yang memenuhi tuntutan zaman.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H