Nama    : Trinie Elvara Gizcha Octamevia
Nim      : 2410416320033
Kelas. Â Â Â : C
Dosen    : Dr.Rosalina Kumalawati,S.Si,M.Si
Prodi     : S1 GEOGRAFI
Mata Kuliah : Lahan Basah
Fakultas  : Ilmu Sosial Dan Ilmu Politik
Universitas Lambung Mangkurat
 • PendahuluanÂ
   Lahan basah merupakan salah satu ekosistem paling produktif di bumi, yang memiliki peran penting dalam menjaga keseimbangan lingkungan. Lahan ini mencakup rawa, paya, estuari, dan area lain yang tergenang air secara alami atau buatan, baik permanen maupun musiman. Selain menjadi habitat bagi berbagai jenis flora dan fauna, lahan basah juga berfungsi sebagai penyaring alami yang dapat membersihkan air, mencegah banjir, dan menyimpan karbon.
   Namun, pemanfaatan lahan basah kerap menghadapi berbagai tantangan, terutama terkait dengan tekanan pembangunan, perubahan iklim, dan kegiatan manusia yang tidak berkelanjutan. Konversi lahan basah menjadi lahan pertanian, perkotaan, atau industri sering kali mengabaikan fungsi ekologisnya, yang pada akhirnya menyebabkan kerusakan lingkungan dan hilangnya biodiversitas. Dalam konteks ini, muncul kebutuhan untuk merumuskan strategi pengembangan lahan basah yang tidak hanya mempertimbangkan kebutuhan ekonomi, tetapi juga kelestarian ekosistem.
   Pendekatan yang seimbang dan berkelanjutan dalam pemanfaatan lahan basah sangat penting untuk memastikan manfaat ekosistemnya tetap terjaga, sekaligus mendukung pembangunan yang harmonis dengan lingkungan.
 Dalam upaya memahami lebih dalam permasalahan pemanfaatan dan pengelolaan lahan basah, wawancara menjadi salah satu metode penting untuk mendapatkan perspektif langsung dari berbagai pihak yang terlibat. Penelitian ini melibatkan wawancara terhadap 10 responden, yang terdiri dari para ahli lingkungan, petani, pengembang, serta masyarakat lokal yang tinggal di sekitar area lahan basah. Wawancara ini bertujuan untuk menggali pandangan mereka terkait manfaat, tantangan, serta solusi yang mungkin diimplementasikan dalam pemanfaatan lahan basah.
Setiap kelompok responden memiliki sudut pandang yang berbeda terkait lahan basah. Para ahli lingkungan mungkin lebih fokus pada pentingnya menjaga ekosistem dan biodiversitas, sementara petani serta pengembang sering kali melihat potensi lahan basah untuk dikonversi menjadi area produktif atau pembangunan. Di sisi lain, masyarakat lokal yang hidup bergantung pada lahan basah memiliki pemahaman yang unik tentang nilai tradisional dan manfaat langsung yang mereka dapatkan dari ekosistem tersebut.
Hasil wawancara ini diharapkan dapat memberikan gambaran yang komprehensif mengenai kompleksitas pemanfaatan lahan basah, serta menjadi dasar bagi pengambilan kebijakan yang lebih berimbang antara kebutuhan ekonomi dan kelestarian lingkungan.
1 ) Kandang Ayam
2 ) Kandang Kambing
3) Perkebunan
4) Kebun Karet
5) Kebun Sawit
6) Â Tambak Ikan Bandeng
7) Tambak Udang Tiger
8) Persawahan
•  Kesimpulan
  Berdasarkan wawancara dengan 10 responden dari berbagai latar belakang, terlihat bahwa pemanfaatan lahan basah menghadirkan beragam tantangan yang kompleks. Di satu sisi, lahan basah menawarkan potensi ekonomi yang signifikan, terutama bagi sektor pertanian dan pembangunan. Namun, di sisi lain, pemanfaatan yang tidak berkelanjutan dapat merusak fungsi ekologisnya yang vital, seperti penyimpanan karbon, pengendalian banjir, dan pelestarian keanekaragaman hayati.
Kesimpulan dari wawancara ini menegaskan pentingnya keseimbangan antara pembangunan dan konservasi. Untuk menjaga manfaat jangka panjang lahan basah, diperlukan pendekatan yang lebih berkelanjutan, di mana kepentingan ekonomi, sosial, dan lingkungan dapat berjalan seiring. Kolaborasi antara pemerintah, masyarakat, dan sektor swasta menjadi kunci untuk mengembangkan kebijakan dan praktik yang ramah lingkungan, sambil tetap mendukung kesejahteraan masyarakat lokal.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H