Acara ini bertemakan BSM Leader’s Vision Better ways for Better Indonesia, yah seperti itulah tema besar acara yang diadakan oleh Bank Syariah Mandiri bekerjasama dengan Fakultas Ekonomi Unversitas Indonesia. Suguhan acara yang kreatif dan menambah wawasan keilmuan serta silaturahim para pegiat pejuang Ekonomi Syariah di Indonesia khusunya. Rentetan acara yang juga merupakan bagian dari ulang tahun Bank Syariah Mandiri ini dihadiri utusan hampir dari seluruh penjuru Indonesia, mulai dari sabang hingga marauke. Kemasan acara selama 2 hari didesain sangat padat dan mendatangkan pemateri-pemateri handal dibidangnya dan tokoh-tokoh pegerak ekonomi Islam di Indonesia, seperti Bpk Yuslam Fauzi (Dirut Syariah Mandiri, BpK Agustioanto ( Dewan MES), Datok Sudin Haron ( Prof di IIUM), Bpk Rhenal Kasali (Guru Besar UI) dan masih banyak lagi yg ikut berpartisipasi. Diawali dengan pembukaan acara pada tanggal 28 Februari yang dihadiri pula oleh Ketua Abisindo Bpk Riawan Amin dan Artis Kondang Ikang Fawzi sebagai salah satu moderator acara SECOND 11 di UI. Sambutan pertama langsung disampaikan oleh Dekan Fakultas Ekonomi Univ Indonesia, Pembicaraan yang sangat menggebu-gebu mengenai gerak dan pergerakan ekonomi Indonesia, terkhusus pergerakan Ekonomi Islam diranah Perguruan Tinggi. Setelah itu acara dilanjutkan dengan orasi pertama yang disampaikan oleh Direktur Utama Bank Syariah Mandiri Bapak Yuslam Fauzi yang juga ternyata seorang Da’I atau Ustadz yang familiar dengan dakwah keislaman. Pemateri menyampaikan beberapa point penting mengenai perjalanan Ekonomi Syariah di Indonesia, berawal dari Sejarah hingga tataran praktis. Beliau mengungkapkan tentang Pergelirian Peradaban antara Barat dan Timur, Sejarah membutktikan peradaban akan selalu mengikuti arus dan alirannya sebagai sebuah wadah warna warninya perhelatan dunia. Namun, akhir-akhir ini peradaban mulai keluar dari relnya dengan tidak lagi mengikuti alur stigma yg telah berulang kali terjadi dahulu. Akhir-akhir ini lebih condong kearah peradaban sebelumnya yakni konotasinya kepada barat. Inilah fenomena yang tidak seharusnya terjadi tegas beliau, kenapa ini terjadi ??? maka tugas kita adalah mengembalikan peradaban yg sejatinya dimiliki ummat islam saat ini sambungnya. Banyak pembahasan mengenai perjalanan sejarah peradaban yang beliau jelaskan secara detail dan mendalam mengikuti perkembangan zaman hingga abad 21 ini. Ditengah pembicaraan beliau membahas juga sekelumit tentang pendidikan di Indonesia yang sarat akan arah dan tujuan yg jelas, ini terbukti dengan selalu berubahnya system pendidikan di Indonesia yang jauh dari kata mapan atau baku, hal ini berkenaan dengan pemaparan beliau terhadap masa depan Peradaban Islam Di Indonesia. Peradaban dimulai dari Ilmu pengetahuan dan ilmu pengetahuan itu didapat dari sebuah pendidikan, maka Indonesia harus memiliki pendidikan yang baku dan teruji kualitasnya sehingga dapat mendukung proses terciptanya peradaban yang baik, inilah salah satu point dalam membangun kembali peradaban kita yang sesungguhnya. Dalam perkembangan perbankan Syariah beliau mengatakan Indonesia adalah Unggul dalam hal produktifitas dan kulaitas Syariahnya. Sehingga hal ini dapat mendukung Indonesia menjadi salah satu motor Ekonomi Syariah terbesar di dunia. Bank Syariah Mandiri contohnya, yang sangat pesat berkembang dan cepat pergerakannya dibandingkan Bank Konvesional, hal ini terbukti dari pendapatan serta pendanaan Bank Syariah di Indonesia semakin tinggi terkhusus di bidang mikro, maka harapan beliau semoga ini menjadi awal dari pada perubahan system dan kemajuan system berbasis Syariah Khususnya di Indonesia.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H