Mohon tunggu...
Elvan Syaputra
Elvan Syaputra Mohon Tunggu... -

Seorang Mahasiswa Santri yang mencoba untuk berbagi dan berdiskusi

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Syariah Economic Day (BSM-UI)

19 Februari 2012   05:12 Diperbarui: 25 Juni 2015   19:28 118
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Acara ini bertemakan BSM Leader’s Vision Better ways for Better Indonesia, yah seperti itulah tema besar acara yang diadakan oleh Bank Syariah Mandiri bekerjasama dengan Fakultas Ekonomi Unversitas Indonesia. Suguhan acara yang kreatif dan menambah wawasan keilmuan serta silaturahim para pegiat pejuang Ekonomi Syariah di Indonesia khusunya. Rentetan acara yang juga merupakan bagian dari ulang tahun Bank Syariah Mandiri ini dihadiri utusan hampir dari seluruh penjuru Indonesia, mulai dari sabang hingga marauke. Kemasan acara selama 2 hari didesain sangat padat dan mendatangkan pemateri-pemateri handal dibidangnya dan tokoh-tokoh pegerak ekonomi Islam di Indonesia, seperti Bpk Yuslam Fauzi (Dirut Syariah Mandiri, BpK Agustioanto ( Dewan MES), Datok Sudin Haron ( Prof di IIUM),  Bpk Rhenal Kasali (Guru Besar UI) dan masih banyak lagi yg ikut berpartisipasi. Diawali dengan pembukaan acara pada tanggal 28 Februari yang dihadiri pula oleh Ketua Abisindo Bpk Riawan Amin dan Artis Kondang Ikang Fawzi sebagai salah satu moderator acara SECOND 11 di UI. Sambutan pertama langsung disampaikan oleh Dekan Fakultas Ekonomi Univ Indonesia, Pembicaraan yang sangat menggebu-gebu mengenai gerak dan pergerakan ekonomi Indonesia, terkhusus pergerakan Ekonomi Islam diranah Perguruan Tinggi. Setelah itu acara dilanjutkan dengan orasi pertama yang disampaikan oleh Direktur Utama Bank Syariah Mandiri Bapak Yuslam Fauzi yang juga ternyata seorang Da’I atau Ustadz yang familiar dengan dakwah keislaman. Pemateri menyampaikan beberapa point penting mengenai perjalanan Ekonomi Syariah di Indonesia, berawal dari Sejarah hingga tataran praktis. Beliau mengungkapkan tentang Pergelirian Peradaban antara Barat dan Timur, Sejarah membutktikan peradaban akan selalu mengikuti arus dan alirannya sebagai sebuah wadah warna warninya perhelatan dunia. Namun, akhir-akhir ini peradaban mulai keluar dari relnya dengan tidak lagi mengikuti alur stigma yg telah berulang kali terjadi dahulu. Akhir-akhir ini lebih condong kearah peradaban sebelumnya yakni konotasinya kepada barat. Inilah fenomena yang tidak seharusnya terjadi tegas beliau, kenapa ini terjadi ??? maka tugas kita adalah mengembalikan peradaban yg sejatinya dimiliki ummat islam saat ini sambungnya. Banyak pembahasan mengenai perjalanan sejarah peradaban yang beliau jelaskan secara detail dan mendalam mengikuti perkembangan zaman hingga abad 21 ini. Ditengah pembicaraan beliau membahas juga sekelumit tentang pendidikan di Indonesia yang sarat akan arah dan tujuan yg jelas, ini terbukti dengan selalu berubahnya system pendidikan di Indonesia yang jauh dari kata mapan atau baku, hal ini berkenaan dengan pemaparan beliau terhadap masa depan Peradaban Islam Di Indonesia. Peradaban dimulai dari Ilmu pengetahuan dan ilmu pengetahuan itu didapat dari sebuah pendidikan, maka Indonesia harus memiliki pendidikan yang baku dan teruji kualitasnya sehingga dapat mendukung proses terciptanya peradaban yang baik, inilah salah satu point dalam membangun kembali peradaban kita yang sesungguhnya. Dalam perkembangan perbankan Syariah beliau mengatakan Indonesia adalah Unggul dalam hal produktifitas dan kulaitas Syariahnya. Sehingga hal ini dapat mendukung Indonesia menjadi salah satu motor Ekonomi Syariah terbesar di dunia. Bank Syariah Mandiri contohnya, yang sangat pesat berkembang dan cepat pergerakannya dibandingkan Bank Konvesional, hal ini terbukti dari pendapatan serta pendanaan Bank Syariah di Indonesia semakin tinggi terkhusus di bidang mikro, maka harapan beliau semoga ini menjadi awal dari pada perubahan system dan kemajuan system berbasis Syariah Khususnya di Indonesia.

Setelah lama pemaparan Bapak Yuslam Fauzi dilanjutkan dengan pemaparan yang tidak kalah menariknya dari Datok Sudin Haron, diadakan pada sesi selanjutnya dan di moderator oleh Kang Ikang Fauzi. Datok Sudin memaparkan perkembangan yang luar biasa di Malaysia dengan Sistem syariah nya, ini smua adalah akibat kerja keras dan kemuan untuk mensyariahkan system tegasnya, namun terlihat rancu disini belau selalu membanggakan Malaysia dan Indonesianpun menjadi bahan perbincangan saja. Namun tidak kalah menariknya dengan pembicara ke dua yang berasal dari Islamic Bank Indonesia, beliau mematahkan banyak argument dari datok Haron yang seakan membalik fakta tersebut dan memaparkan realitas pergerakan ekonomi Indonesia yang sedikit kurang  pas dengan analisa beliau. Suasana pun menjadi hangat dan perbincangan demi perbincangan di hadapi dengan baik dan berjalan dengan lancar, acara ditutup oleh pembicara dari Masyarakat Ekonomi Syariah Bapak Agustianto. Beliau dengan khas intonasi tinggi dan semangat luar biasa ingin menggagas FiQih Ke indonesiaan ( fikih versi Indonesia) maksudnya fikih yang sesuai dengan keadaan, bentuk dan kultur masyarkat Indonesia dengan mencontoh beberapa Negara yang telah menerapkannya terlebih dahulu. Namun hal inipun perlu pemikiran yang matang dan ijtihad ulama yang baik, agar apa yang diprogramkan dapat berjalan dengan baik dan mendapatkan dukungan dari masyarakat. Tidak berhenti disitu saja acara dilanjutkan sehabis Isoma dengan Tema Motivation yang dibawakan oleh Bapak Rhenald kasali salah seorang guru besar UI, beliau membuka mata kita terhadap cakrawala dunia dan tantangan  paradigma dunia yang sangat menghantui. Kita dibawa untuk sadar akan persolan disekeliling kita, tidak hanya focus kepada satu hal namun harus semunya, sehingga penguasaan totalitas terhadap sesbuah realita itu penting tegasnya. Tidak kalah menariknya materi yang dibawakan salah seorang wirausahawan Bapak Eric Sudewo yang menggebu2 mengajak kita untuk menggali karakter menegaskan Character Building sebagai acuan daripada mental kehidupan dan juga dalam melakukan segala hal tidak mesti dalam ber usaha, Banyak hal yang diberikan mengenai pembentukan karakter sebagai salah satu landasan pembentukan pribadi yang handal , baik dan mengetahui segala hal. Tidak berbeda dengan sebelumnya pembicaraan dilanjutkan dengn pemateri ke dua yang memaparkan idiom “Knowladge is  Power but Character is More” sungguh menggugah pemaparan beliau berdasarkan pengalaman pribadinya dan pada akhirnya acarapun berakhir dengan berbagai macam sanggahan serta pertanyaan dari audiens yang sungguh sangat menarik dan berwarna warni…Hidup Ekonomi Rabbani. Sumber http://elvancyber.wordpress.com/2012/02/18/syariah-economic-day-bsm-ui-part2/

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun