Singkat cerita, pada tahun 2021 ini, Elvan menjual kambing-kambingnya. Dan, hasil dari penjualan kambing tersebut ia gunakan untuk berinvestasi kembali ke bisnis ritel milik ibunya.Â
Sejak saat itulah, Elvan semakin mencintai dunia bisnis. Maka, setelah melakukan perenungan yang begitu dalam, akhirnya Elvan memutuskan untuk Lintas Jurusan ke Program Studi Manajemen. Karena, Elvan mulai memahami bahwa ketika seseorang ingin Pitching Idea business-nya di hadapan investor ataupun venture capital, maka investor atau venture capital akan melakukan Due Diligence. Due Diligence memiliki beberapa tahap, salah satunya Commercial Due Diligence.Â
Commercial Due Dilingence digunakan untuk menilai sebuah Startup, salah satunya profil dari founders-nya, itulah sebabnya Elvan mengambil Jurusan Manajemen. Selain ilmunya yang berguna untuk bisnis, juga menjadi nilai tambah ketika sendang pitching idea business di hadapan investor atau venture capital.
Mengapa ingin melanjutkan studi S2-Master of Business Administration?
Elvan melihat bahwa beberapa CEO dan Founder dari perusahaan merupakan lulusan dari program Master of Business Administration. Seperti Tim Cook, CEO of Apple; Nadiem Makariem, Founder of Gojek; Sandiaga Uno, Founder of Saratoga. Elvan semakin yakin bahwa program Mastes of Business Administration dapat membentuk jiwa kewirausahaan lebih lanjut.
Manusia yang suka merenung
Elvan adalah salah satu ciptaanNya yang senantiasa dicintai oleh butir-butir duka saat senja tiba. Ia berlari di dalam kegelapan untuk mencari goresan-goresan luka yang belum kering dari suci merahnya darah. Hal tersebut bukan untuk pelarian dari masa kini, namun goresan-goresan luka itu akan menemani perjalanannya dalam menemukan hakikat kehidupan ini.Â
Elvan selalu ingat dengan pesan leluhurnya dari tanah jawa, yaitu Sunan Kalijaga yang mengatakan," Anglaras Ilining Banyu, angeli ananging ora keli." Sunan kali jaga berpesan agar selalu mengikuti arus air dan tetap punya kendali. Pesan tersebut merupakan sebuah analogi bahwa manusia harus senaniasa mengikuti perkembangan zaman, namun tetap ingat pada identitas dirinya di muka bumi ini.
Sajak Sebagai Penutup
Jangan
Jangan adalah larangan musuh kenangan.Â
