Mohon tunggu...
Elvan Abdi Fajriansyah
Elvan Abdi Fajriansyah Mohon Tunggu... Lainnya - Mahasiswa S1 Reguler Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia

A merry heart is a good medicine

Selanjutnya

Tutup

Healthy

Perawatan Akhir Hayat sebagai Bentuk Caring Perawat bagi Pasien Menjelang Ajal

18 Mei 2020   12:00 Diperbarui: 18 Mei 2020   12:06 904
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Kesehatan. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Schantalao

Penelitian menunjukkan pasien yang telah mengetahui tingkat kemungkinan hidup dari tindakan resusitasi cenderung tidak menginginkan intervensi tersebut (Garas dan Pantilat, 2012).

Kembali pada perawatan paliatif, perawatan paliatif menawarkan perawatan yang tidak hanya berfokus pada kebutuhan fisiologis pasien melainkan juga kebutuhan psikologis, sosiologis dan spiritual pasien. 

Dalam perawatan ini, biasanya perawatlah yang memegang andil terbesar dalam menangani dan menyokong pasien. Namun kerjasama interdisiplin masih tetap dibutuhkan (Yodang, 2018).

Terdapat beberapa cakupan dalam pelayanan perawatan paliatif kepada pasien diantaranya: Perawatan paliatif berfokus pada kebutuhan pasien bukan berfokus pada penyakit yang pasien alami, pelayanan ini mengajarkan pasien untuk lebih ikhlas dalam menerima kematian namun juga tetap berupaya meningkatkan kualitas hidup pasien, dan yang terakhir perawatan paliatif berfokus pada penyembuhan bukan pada pengobatan. 

Penyembuhan yang dimaksud berupa mengurangi atau menghilangkan gejala-gejala yang menurunkan kualitas hidup pasien karena kesakitan atau ketidaknyamanan (Yodang, 2018).

Dalam perawatan ini pasien dibimbing untuk mencapai makna di hari-hari terakhir di masa kehidupannya (Garas dan Pantilat, 2012). Seperti yang dikutip dari Konsep Perawatan Paliatif oleh Yodang (2018), WHO (1990) menyebutkan “Tujuan utama perawatan paliatif adalah untuk mencapai kualitas hidup sebaik mungkin pada pasien dan keluarganya.” Karena kebaikan dari perawatan ini, Perawatan Paliatif terkadang disebutkan sebagai “pelayanan yang miskin teknologi namun kaya akan sentuhan”.

Dalam esainya Zeke menulis sesuatu yang cukup menyentuh, ia mengatakan “…Semua ini seharusnya tidak terjadi. Kita memiliki sarana dan pengetahuan untuk memungkinkan seseorang meninggal dengan damai . Kita mengetahui bahwasanya yang mereka inginkan adalah kenyamanan, kebersamaan dengan teman, dan memiliki kualitas hidup terbaik yang dapat mereka dapatkan ketika mereka meninggal. Sesekali mereka ingin pulang dan menemui keluarga dan kerabat...”

Saya sebagai penulis ingin menyimpulkan dan mengaitkan mengenai  keputusan menjalani perawatan paliatif dan bagaimana hal tersebut sangat berkaitan dengan dilema etik. Dilema etik adalah situasi dari suatu persyaratan yang saling bertentangan, maka tidak ada benar atau salah (Delaune dan Ladner, 2011). 

Dalam kasus ini penulis bisa menilai keputusan untuk melanjutkan pengobatan atau menjalankan perawatan paliatif lebih kepada keputusan baik atau buruk. Kita mengetahui baik atau buruknya sesuatu itu bersifat sangat subjektif. 

Tiap pilihan yang akan diambil memiliki risikonya masing-masing. Penulis bisa mengerti bahwasanya hal ini merupakan keputusan yang besar dan dilematis bagi pasien dan keluarga. Dibutuhkan pengertian dan pemahaman dari pihak pasien dan keluarga mengenai situasi yang akan mereka putuskan.

Tetapi kembali lagi seperti yang saya sebutkan di judul artikel yang saya tulis sebelumnya, berharap atas kesembuhan itu baik tetapi akan lebih baik lagi jika kita menghadapi realitas dalam menyikapi kondisi pasien. Kita tentu tahu tidak ada orang yang ingin meninggal dalam keadaan tidak bermartabat, kesakitan, serta jauh dari keluarga dan orang yang dicinta. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun